REYKJAVIK, ISLANDIA (voa-islam.com) - Ibukota Islandia telah mengumumkan bahwa mereka akan memboikot semua produk Israel sampai Palestina dibebaskan dari pendudukan.
Pada hari Ahad (3/7/2016), kota Reykjavik melakukan pemungutan suara untuk boikot, dan berjanji untuk melanjutkan embargo "selama pendudukan di wilayah Palestina terus berlanjut."
Pemilihan suara itu adalah bagian dari gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) melawan Tel Aviv, yang dimulai pada tahun 2005 oleh lebih dari 170 organisasi Palestina yang mendorong untuk "berbagai bentuk boikot terhadap Israel sampai memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional."
Sejak itu, ribuan sukarelawan di seluruh dunia telah bergabung dengan BDS untuk membantu mempromosikan perjuangan Palestina.
Langkah Islandia itu sangat dikutuk oleh Kementerian Luar Negeri Israel, yang merilis sebuah pernyataan yang mengklaim bahwa itu tidak dibenarkan.
Langkah itu diambil ketika pada akademisi dan aktivis dari seluruh dunia bersiap-siap untuk pertemuan di Tunisia untuk membahas lebih lanjut mengembangkan gerakan BDS.
Pertemuan bertajuk Boikot sebagai sebuah Strategi untuk Counter Pendudukan dan Apartheid Israel: Kenyataan Hari ini dan Aspirasi" diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Kebijakan Studi (ACRPS) di ibu kota Tunis dan dijadwalkan akan diselenggarakan dari tanggal 4 sampai 6.
"Gerakan yang berkembang ini memungkinkan warga Palestina untuk mengambil kendali dari perjuangan nasional mereka, dan untuk membangun kembali aliansi dengan kekuatan progresif di seluruh dunia," terbaca brosur pengumuman peristiwa itu.
Ribuan relawan di seluruh dunia telah bergabung dengan BDS untuk membantu mempromosikan perjuangan Palestina, termasuk sejumlah serikat buruh Palestina dan internasional, LSM, inisiatif, puluhan masyarakat akademik, masyarakat bisnis, serikat pekerja, dan tokoh budaya. (st/ptv)