ROMA, ITALIA (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Italia "Paulo Jantelaun" pada Senin (11/7/2016) mengadakan dua konferensi pers secara terpisah dengan masing-masing kepala Komisi Tinngi untuk Negosiasi "Riad Hijab" dan utusan internasional dan PBB untuk Suriah, de Mistura di ibukota Italia Roma.
Jantelaun mengadakan konferensi pers setelah ia bertemu dengan keduanya secara terpisah, dan menekankan bahwa "tujuan pertama adalah untuk memperkuat gencatan senjata dan penghentian permusuhan," yang "telah disepakati selama lebih dari dua bulan."
Menteri luar negeri Italia menekankan bahwa "kepemimpinan masa depan Suriah akan tanpa Bashar Al-Assad," dan menyimpulkan dengan menekankan bahwa "tidak ada kemungkinan kemenangan militer di tanah", tetapi bahwa "satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah melalui perundingan."
Dalam konteks yang sama Riad Hijab menekankan setelah pertemuan itu bahwa tidak ada masa depan bagi al-Assad di Suriah, mengatakan mereka, pihak-pihak Suriah yang diwakilinya ingin kembali ke perundingan."
Selama konferensi pers di markas Kementerian Luar Negeri Italia, Jantelaun, Hijab menambahkan: "Kami ingin kembali ke meja perundingan tanpa prasyarat" tapi "kembali ini membutuhkan pelaksanaan resolusi legitimasi internasional."
Riad Hijab mencatat bahwa "kembali ke perundingan membutuhkan agenda yang sangat jelas untuk proses transisi politik, dari Deklarasi Jenewa 1", mencatat bahwa "tidak mungkin untuk mengambil solusi apapun ke dalam pertimbangan. (st/eldorar)