TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Raksasa internet Facebook menutup sejumlah akun, group dan halaman yang berafiliasi dengan Hamas di situs jejaring sosial tersebut, situs berita pro-Hamas Omamh, melaporkan hari Rabu (13/7/2017).
Facebook menutup halaman yang dikelola oleh anggota Hamas, gerakan Islam yang memenangkan pemilu di Gaza pada tahun 2006 yang saat ini memerintah wilayah kantong tersebut.
Situs jejaring sosial itu juga menutup akun profil anggota Hamas, termasuk orang kepercayaan pemimpin Hamas Khaled Mashaal, Ezzat al-Rishq.
Rishq mengutuk langkah tersebut, mentweet: "Saya mengutuk pengelola Facebook karena menutup akun pribadi saya [...] dan saya menganggap [langkah itu akan] bias mendukung pendudukan dan perintahnya dan menentang perjuangan rakyat untuk kebebasan. "
Situs jejaring sosial itu juga menutup group-group yang berafiliasi dengan gerakan tersebut dan menutup akun-akun anggota yang menjadi pengurus mereka, Omamh melaporkan, yang halaman Facebook nya sendiri juga ditutup.
"Halaman-halaman Pro-perlawanan [di Facebook] baru-baru ini menyaksikan penutupan meluas," kata Omamh, "karena dampak penting yang mereka miliki dalam pemberontakan Palestina."
Pada bulan Juni, Facebook menunjuk seorang penasihat senior lama Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu sebagai kepala kebijakan dan komunikasi.
Jordana Cutler bergabung di kantor Facebook Israel untuk mengawasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan yang diambil untuk memerangi pemberontakan Palestina.
Langkah ini dipandang sebagai kerja sama terbaru antara situs jejaring sosial dan pemerintah Zionis Israel untuk mengatasi kampanye pro-Palestina, termasuk gerakan BDS.
Sejak Oktober 2015, kekerasan telah menewaskan sedikitnya 209 warga Palestina dan 32 warga Yahudi Israel.
Sementara pasukan Israel telah dituduh menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam banyak kasus, Israel mengklaim bahwa kampanye Palestina sebagai hasutan yang mengipasi kekerasan.
Warga Palestina mengatakan kenaikan serangan pisau pada tentara Israel berakar pada frustrasi yang berasal dari hampir lima dekade pendudukan militer Zionis Israel di wilayah mereka. (st/tna)