ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Perdana Menteri Turki Binali Yildirim telah mengumumkan pembubaran pasukan pengawal presiden negara itu menyusul kudeta gagal baru-baru ini.
"Tidak akan ada pengawal presiden karena kita tidak membutuhkannya lagi," katanya kepada saluran A Haber TV Turki pada hari Sabtu (23/7/2016).
Sebelumnya pada hari itu, pihak berwenang menangkap 283 anggota pasukan pengawal Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas dugaan afiliasi untuk kudeta yang gagal.
Turki telah melancarkan pembersihan skala besar menyusul usaha kudeta gagal pada 15 Juli lalu. Sebuah keadaan darurat negara selama tiga bulan darurat telah dinyatakan di Turki.
Sementara itu, pembantu kunci tokoh utama oposisi yang berbasis di AS Fethullah, yang Erdogan salahkan untuk usaha kudeta yang gagal, telah ditangkap. Menurut seorang sumber di kantor presiden Turki, Halis Hanci tiba di Turki dua hari sebelum kudeta.
Pasukan keamanan Turki juga menangkap keponakannya Gulen, Muhammad Saitd Gulen, di timur laut kota Erzurum.
Ini adalah pertama kalinya seorang kerabat Gulen telah dilaporkan ditahan sejak upaya kudeta.
Erdogan mengatakan Gulen, yang memiliki banyak pengikut di Turki dan di luar negeri, mendalangi kudeta yang gagal Jumat lalu, di mana setidaknya 246 orang tewas dan lebih dari 2.100 lainnya menderita luka-luka. Gulen tidak mau mengakui tuduhan itu dan mengutuk kudeta tersebut.
Puluhan ribu tentara, petugas keamanan, hakim, jaksa, pegawai negeri sipil dan akademisi yang diduga memiliki kaitan dengan gerakan Gulen telah ditahan atau diberhentikan dari pekerjaan mereka setelah kudeta tersebut. (st/ptv)