View Full Version
Selasa, 26 Jul 2016

Fetullah Gulen Mungkin Minta Suaka ke Kirgystan

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Fetullah Gulen, yang memimpin upaya kudeta gagal di Turki, bisa jadi meminta suaka dari negara ketiga, terutama negara di Asia Tengah.

"Feto telah memilih Asia Tengah sebagai surga aman dan Gulen mungkin telah merencanakan untuk melarikan diri terutama ke Kirgistan. Kami telah memperingatkan mereka kemungkinan tindakan nya. Dia bahkan mungkin mengatur plot kudeta di negara-negara yang akan dimintai suaka," kata Cavusoglu selama debat televisi pada hari Senin (25/7/2016).

"Siapa pun, yang mencoba untuk menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis melalui kudeta, tidak harus diberikan suaka," sebut dia.

Cavusoglu menungungkapkan rencana pemerintah untuk memberhentikan semua diplomat yang terkait erat dengan Organisasi Teroris Fethullah Gulen, atau Feto. "Kami bertindak dengan hati-hati dan perhatian. Kami telah melakukan pemeriksaan silang untuk menghindari margin of error. Kami secara cermat menilai setiap info intelijen dan sedikit pun  informasi. Akan ada pemberhentian di tingkat duta besar," jelasnya.

Sang menteri juga mengecam Uni Eropa, yang mengancam untuk memblokir proses aksesi Uni Eropa Turki, jika hukuman mati jadi diberlakukan kembali. "Mereka bukan bos Turki dan tidak dapat berbicara untuk itu dengan mengancam. Anda telah membuang-buang waktu kami atas keanggotaan selama 60 tahun dan kemudian Anda mengatakan aksesi Anda tidak akan diterima jika mengembalikan hukuman mati. Mereka dapat mengekspresikan pandangan mereka tentang hukuman mati, tetapi mereka tidak dapat berbicara dengan memandang rendah pada Turki," tambahnya.

Para pendukung pemerintah pada unjuk rasa besar menuntut komplotan kudeta di junta militer untuk dieksekusi. Pihak berwenang di Brussels memperingatkan bahwa jika Turki mengembalikan hukuman mati, tawaran untuk bergabung dengan blok 27-anggota akan berakhir.

Sejak percobaan kudeta 15 Juli, yang melihat sebuah faksi angkatan bersenjata mencoba untuk mengambil alih Turki, lebih dari 50.000 orang dari polisi, militer, peradilan dan pelayanan sipil telah ditahan atau dipecat. (st/wb)


latestnews

View Full Version