View Full Version
Kamis, 28 Jul 2016

Kurdi Tuduh Rezim Suriah Fasilitasi Serangan Bom Islamic State (IS) di Qamishli

QAMISHLI, SURIAH (voa-islam. com) - Para pejabat Kurdi Suriah telah menyalahkan pemerintah Suriah untuk memfasilitasi atau mendukung serangan mematikan IslamState (IS) di Qamislo yang menewaskan sedikitnya 50 orang di ibukota resmi Kurdi, Qamishli.

Ciwan Ibrahim, kepala polisi keamanan Kurdi yang dikenal sebagai Asayish di Kurdi, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (27/7/2017) menyalahkan rezim Baath dan IS untuk kematian dan cedera dari puluhan warga sipil di kota Qamishli, timur laut Suriah.

Berbicara kepada ARA News, Dr Nasir Haji Mansour, seorang pejabat di jajaran Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, mengatakan bahwa setidaknya 50 orang tewas dalam serangan dekat gedung polisi keamanan di lingkungan Gharbi dari Qamishli .

"Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, sejak anggota Asayish mengadakan pertemuan dan tidak di gedung itu ketika serangan mematikan tersebut terjadi," katanya. "Kami tahu bagaimana untuk menangkap para pelaku, kita memiliki teknologi untuk mencari tahu di mana mobil itu berasal."

Qamishli baru-baru ini diumumkan menjadi ibukota baru pemerintahan federal yang akan dibuat di Suriah utara dan Rojava. Baik rezim dan oposisi Suriah telah menyatakan penentangan mereka terhadap federalisme dan operasi yang didukung AS untuk mengambil alih kota Manbij dari IS yang diluncurkan pada 31 Mei.

"ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi rupanya rezim telah memainkan peran tidak langsung dalam serangan teroris ini," kata Mansour kepada ARA News. "Rezim tidak ingin orang-orang Kurdi untuk maju, mereka masih tidak mengakui hak-hak Kurdi. Rezim juga marah dengan keberhasilan dari YPG [Unit Perlindungan Rakyat] dan SDF [Tentara Demokratik Suriah]," katanya.

Pejabat itu juga menuduh milisi pro-rezim NDF memiliki hubungan dengan Islamic State.

"Ada kemungkinan bahwa rezim memberi informasi, atau memiliki informasi tentang serangan itu, namun tidak menghentikannya," katanya. "Rezim Suriah memiliki intelijen di dalam ISIS." klaimnya.

Menurut pejabat SDF tersebut, serangan di Qamishli datang sebagai pesan balas dendam atas operasi di Manbij," dan ISIS memandang semua Kurdi sebagai musuh, tidak hanya YPG," katanya.

"Rezim tidak ingin kita untuk maju di dalam Manbij. Ketika kami mengumumkan operasi terhadap Raqqah, rezim menuju kota Tabqa di provinsi Raqqa. Ketika kami menghentikan operasi kami di sana, rezim menarik diri dari daerah tersebut," katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita terkait IS, A'maaq, mereka mengatakan melakukan serangan itu di Qamishli, menggambarkannya sebagai bom truk yang melanda sebuah kompleks kantor Kurdi.

IS juga telah melakukan beberapa pemboman di daerah Kurdi di Suriah di masa lalu. (an/ARA)


latestnews

View Full Version