ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan gerakan yang berafiliasi dengan cendekiwan oposisi yang berbasis di AS Fethullah Gulen tidak hanya menimbulkan "ancaman" bagi Turki, tetapi juga untuk semua negara di mana mereka hadir.
Erdogan membuat komentar dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Kazakhstan Nursultan Nazarbayev di ibukota Turki Ankara, Jum'at (5/8/2016).
"Pada malam tanggal 15 Juli, negara kita menjadi sasaran salah satu penghianatan yang paling hina, paling nekat dan paling berdarah dalam sejarah politik kita," Erdogan lebih lanjut mengatakan, menambahkan bahwa kudeta gagal mengungkapkan "sisi gelap" dan "rencana licik" gerakan Gulen, kantor berita Anadolu Agenvy yang dikelola negara melaporkan.
Erdogan juga bersumpah untuk "dengan tegas mempertahankan" "perjuangan Turki baik di dalam dan di luar negeri."
Sebuah kudeta berdarah dimulai di Turki pada tanggal 15 Juli malam, ketika sebuah faksi militer Turki menyatakan bahwa mereka mengendalikan negara dan bahwa pemerintah tidak lagi bertanggung jawab. kudeta tersebut, bagaimanapun, secara bertahap ditekan dan lebih dari 60.000 orang di militer, peradilan, pelayanan sipil dan pendidikan sejauh ini telah dipecat, diberhentikan atau ditahan di negara itu atas tuduhan keterlibatan dalam upaya kudeta dan keterkaitan mereka dengan Gulen.
Erdogan mengatakan 237 orang tewas dan lebih dari 2.100 lainnya menderita luka-luka selama upaya kudeta.
Gulen, lawan vokal Erdogan yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak tahun 1999, telah tegas membantah terlibat dalam upaya kudeta, balik menuduh Turki bahwa langkah tersebut bisa saja diatur oleh pemerintah untuk membersihkan lawan-lawannya.
Juga pada Jum'at, pengacara Gulen mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Washington bahwa mereka takut serangan terhadap kehidupannya, menambahkan bahwa mereka mengharapkan dia untuk tetap di kompleksnya di Pennsylvania.
Pada hari Kamis, surat perintah penangkapan resmi dikeluarkan oleh pengadilan berbasis Istanbul, dengan jaksa menuduh Gulen elah mendalangi kudeta yang gagal.
Sebelumnya pada hari Kamis, Erdogan mengatakan pemerintah akan terus melanjutkan memberangus usaha terkait dengan Gulen dan gerakannya Hizmat, yang dilarang di Turki.
Ankara telah mendesak AS untuk mengekstradisi Gulen, tetapi Washington terus mengulur-ngulur dengan meminta bukti tuduhan yang sah di samping permintaan ekstradisi resmi ke Washington. (st/ptv)