MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Kantor berita Sky News mengatakan telah mewawancarai tentara bayaran yang direkrut oleh sebuah perusahaan militer gelap Rusia, Orient News mengutip hari Rabu (10/8/2016).
Para tentara bayaran Rusia itu diduga direkrut untuk berperang di Suriah oleh perusahaan militer gelap, meskipun penolakan oleh Kremlin, menurut laporan.
Moskow menyatakan bahwa operasi mereka di Timur Tengah hanya udara saja, terkecuali sejumlah kecil penasihat militer, yang membantu secara strategi. Pernyataan resmi pemerintah, 19 orang Rusia telah mati di Suriah, namun sejumlah mantan tentara bayaran telah mengatakan bahwa jumlah ini bisa menjadi ratusan.
Menurut laporan Sky News, orang-orang itu mengatakan bahwa mereka telah direkrut untuk bergabung dengan perang di Suriah oleh sebuah perusahaan bernama Wagner. Orang-orang itu dibayar 3.000 Euro per bulan untuk pekerjaan mereka.
Tentara bayaran itu diperkirakan menggunakan sebuah pangkalan militer di Molkino, Rusia selatan, dan pesawat transport militer Rusia untuk dipindahkan ke basis Timur Tengah. Mereka dilatih selama satu atau dua bulan sebelum mereka tiba.
Kremlin merubah keberhasilan operasi menjadi simbol propaganda kampanye di Suriah, yang awalnya mereka mengklaim adalah bagian dari pertempuran melawan Islamic State (IS), tapi segera terungkap misi tempur mereka untuk enghabisis semua kelompok oposisi yang menentang Assad dalam pandangan mereka.
Dua anggota dari kelompok tentara bayaran tersebut, Alexander dan Dmitry, berbicara kepada Sky News tentang pengalaman mereka bekerja untuk Wagner. Alexander mengatakan: "Kebanyakan orang yang pergi ke sana untuk uang berakhir mati."
"Sekitar 500 sampai 600 orang telah mati di sana," kata Dmitry. "Tidak akan ada yang mengetahui tentang mereka .... itu hal paling menakutkan. Tidak akan ada yang tahu."
Perusahaan militer swasta dilarang di bawah konstitusi Rusia. Sky News mengutip koran berbasis di St Petersburg 'Fontanka -yang percaya bahwa mantan tentara Pasukan Khusus, yang dikenal sebagai Nikolai Utkin - menjalankan perusahaan tersebut.
Alexander menambahkan bahwa beberapa calon bahkan tidak pernah menembakkan pistol. Dia mengatakan: "Jika orang tersebut belum [di] tentara, ia dilatih dari level nol. Mereka diajarkan untuk menjadi infanteri - biasanya jadi umpan meriam (orang yang dikorbankan). Jika orang tersebut pernah bertugas di brigade artileri, pengintaian, serang - keterampilannya dipoles ... mereka mengajarkan cara mengemudi dan menggunakan benar-benar semua peralatan yang mereka miliki".
Dmitry mengatakan sekitar 900 peserta lainnya bergabung dengannya di Suriah. Alexander mengatakan dia adalah bagian dari kekuatan yang menguasai kota Palmyra dan berkata: "Selama penyerbuan Palmyra, kami digunakan sebagai umpan meriam, IBT melaporkan.
"Tim pengintai maju ke depan pertama kali sehingga mereka bisa mengamati dan melaporkan. Saya mengenal tiga orang di kelompok itu - dua tewas sebelum mereka sampai ke kota tersebut. Dari kompi serbu saya, 18 tewas. Setelah kami, ayam-ayam dari tentara Assad menyusul dan menyelesaikan pekerjaan, tapi.. kami melakukan sebagian besar pekerjaan." (st/Orient)