ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa popularitas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah naik lebih dari 20 persen setelah kudeta gagal 15 Juli, rekor tertinggi sejak ia menjabat dua sebagai presiden tahun lalu.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh MetroPOLL Strategis yang berbasis di Ankara dan Pusat Penelitian Sosial dan berdasarkan 1.275 tanggapan, 67,6 persen responden mengatakan mereka mendukung pendiri partai berkuasa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berusia 62 tahun tersebut
Hasil itu datang ketika rating persetujuan tertinggi Erdogan dalam jajak pendapat MetroPOLL sebelumnya di angka 71,1 persen pada awal 2012, ketika ia menjabat jabatan ketiga sebagai perdana menteri.
Wakil Perdana Menteri Mehmet Simsek mengatakan pada akun resmi Twitter-nya bahwa lonjakan rating tersebut menunjukkan "dukungan publik yang kuat untuk penanganannya (Erdogan) atas upaya kudeta."
Jajak pendapat, yang dilakukan antara 28 Juli hingga 1 Agustus lebih lanjut mengungkapkan bahwa popularitas Perdana Menteri Binali Yildirim telah melonjak sebesar 18 poin menjadi 58 persen.
Pada malam 15 Juli faksi militer Turki menyatakan dirinya mengambil alih negara. Tank-tank dan helikopter digunakan oleh personil militer yang membangkang untuk melawan loyalis pemerintah di jalan-jalan ibukota Ankara dan kota terpadat Istanbul.
Upaya kudeta ditekan ketika orang-orang ternyata justru turun ke jalan-jalan untuk mendukung pemerintah yang berkuasa.
Pemerintah Turki telah memberhentikan atau menahan puluhan ribu orang dari militer, peradilan, layanan sipil dan pendidikan pasca kudeta yang gagal.
Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan pada hari Selasa bahwa sekitar 16.000 orang telah diserahkan dalam tahanan dan sedang menunggu persidangan. 6.000 orang lain dalam tahanan dan menunggu persidangan awal.
Turki baru-baru ini memecat 1.389 anggota militer, termasuk komandan senior, atas dugaan berafiliasi dengan jaringan cedekiawan oposisi yang berbasis di AS Fethullah Gulen, yang Ankara salahkan untuk upaya kudeta.
Pemecatan tersebut menyusul pengusiran pasca-kudeta sebelumnya terhadap 1.684 personil militer, termasuk 149 jenderal dan laksamana.
Setidaknya 246 orang tewas dan lebih dari 2.100 lainnya menderita luka-luka dalam upaya kudeta. (st/ptv)