KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Afghanistan telah menangkap seorang pejabat Syi'ah Iran karena merekrut para penganut Syi'ah di negara itu untuk bertempur atas nama rezim teroris Bashar Al-Assad di Suriah, menurut laporan media.
Sebuah outlet Iran yang berafiliasi dengan gerakan reformis negara melaporkan hari Ahad (28/8/2016) bahwa Qurban Ghalambor-wakil dari kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Kabul-ditahan karena "merekrut petempur Syi'ah Afghanistan dan mengirim mereka ke Suriah."
Otoritas keamanan Afghanistan memindahkan Ghalambor dari Herat ke ibukota Kabul, di mana penyelidikan lebih lanjut ke dalam aktivitasnya diluncurkan, menurut terjemahan berbahasa Arab dari laporan Saham News yang disiapkan oleh Bas News Kurdi.
Saham News yang terkait dengan reformis politik Iran Mehdi Karroubi-menambahkan bahwa tokoh Syi'ah Afghanistan Issa Hosseini Mazari-kepala Afghan Voice Agency meminta pihak berwenang untuk melepaskan Ghalambor.
Al-Jazeera juga membahas insiden itu, melaporkan hari Ahad bahwa Ghalambor adalah orang yang bertanggung jawab untuk pengiriman pejuang Syi'ah Afghanistan ke Suriah.
Jaringan berita itu mengutip sumber pemerintah Afghanistan yang mengatakan bahwa pejabat Syi'ah Iran tersebut ditahan di luar rumahnya di Herat, yang terletak di Afghanistan barat dekat Iran.
Teheran telah merekrut ribuan pengungsi Syi'ah Hazara Afghanistan yang berbahasa Persia yang tinggal di Iran untuk berperang di Suriah dan tergabung dalam Brigade Fatemiyoun, yang dibentuk pada 2014-an dan diawasi oleh para perwira di Korps Revolusi Syi'ah Iran (IRGC).
"Iran telah mendesak warga Afghanistan untuk membela kuil-kuil suci Syi'ah dan menawarkan insentif keuangan dan penduduk resmi di Iran untuk mendorong mereka untuk bergabung milisi pro-pemerintah Suriah," kata Human Rights Watch dalam laporan Januari 2016, mengutuk Teheran karena merekrut suku Syi'ah miskin Hazara Afghanistan.
Warga Syi'ah Afghanistan telah dilemparkan oleh pemerintah Syi'ah Iran ke dalam pertempuran di sisi pasukan rezim di Suriah untuk melawan mujahidin Sunni di negara itu, dengan sejumlah besar dari mereka mati di provinsi Aleppo dan Daraa. (st/NOW)