TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Tentara Zionis Israel pada hari Ahad (5/9/2016) mengancam untuk menangkap seorang bayi perempuan berusia 10 bulan anak dari seorang pria Palestina yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel November lalu, para saksi mengatakan kepada kantor berita lokal Ma'an News.
Menurut ayah dari Fadi Faroukh, warga Palestina yang dibunuh pada tahun 2015 karena dituduh mencoba untuk menusuk seorang tentara Zionis Israel, ancaman aneh itu terjadi saat pasukan pendudukan menggerebek rumah Faroukh di kota Sair, terletak di kota Hebron, Tepi Barat.
Pasukan Zionis menghancurkan bagian dalam rumah, ayah Faroukh, Said Saleh mengatakan, sebelum mereka "mengancam untuk menahan putri Fadi yang berusia 10-bulan." Para prajurit tersebut kemudian menggantung sebuah peringatan tertulis yang dialamatkan kepada para keluarga dan penduduk kota itu di atas pintu depan, Saleh menambahkan.
"Setelah serangan merusak yang berasal dari daerah Anda terhadap Warga sipil (Yahudi), Angkatan Pertahanan Israel dan pasukan keamanan Israel akan beroperasi dengan meningkatkan upaya melawan teroris dan siapa pun yang terlibat dalam kegiatan semacam itu," peringatan tersebut dikatakan telah terbaca.
Penyerbuan baru-baru ini menyusul pengumuman kebijakan kontroversial "wortel dan tongkat" Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman terungkap. Kebijakan itu, yang ditujukan pada warga Palestina di Wilayah Pendudukan, secara efektif menetapkan hukuman kolektif melalui pemotongan kebutuhan dasar seperti air dan listrik, sementara memberikan yang lain hadiah dan tindakan keamanan santai di daerah-daerah yang "belum memproduksi teroris".
Menteri sayap kanan itu mengklaim bahwa tujuan kebijakan itu "untuk terus memberikan manfaat bagi mereka yang menginginkan hidup berdampingan dengan kami dan membuat hidup sulit untuk mereka yang berusaha untuk mencelakai orang Yahudi".
Menurut Ma'an, IDF mengklaim bahwa laporan dari ancaman yang dibuat terhadap bayi itu akan Diselidiki, sementara mereka juga mengkonfirmasikan bahwa operasi yang terjadi di Tepi Barat adalah bagian dari strategi "wortel dan tongkat". (st/TNA)