View Full Version
Rabu, 07 Sep 2016

Mufti Besar Saudi: (Syi'ah) Iran Bukan Muslim

MAKKAH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Ulama atas Arab Saudi mengatakan (Syi'ah) Iran adalah "bukan Muslim", setelah pemimpin tertinggi Syi'ah Iran meluncurkan cercaan baru atas penanganan kerajaan Sunni Teluk itu terhadap ibadah haji.

"Kita harus memahami mereka ini bukan Muslim, mereka adalah anak-anak dari orang Majusi (penyembah api), mengacu pada keyakinan pra-Islam di Iran, dan permusuhan mereka terhadap Muslim adalah satu yang lama. Apalagi dengan orang dari (Ahlu) Sunnah," Mufti Besar Abdulaziz al-Sheikh mengatakan kepada harian Makkah dan dilansir The New Arab hari Selasa (6/9/2016).

Komentar Mufti Besar Saudi itu datang sehari setelah pemimpin tertinggi Syi'ahIran Ayatola Ali Kamenei mengatakan dunia Islam harus menantang manajemen Saudi atas dua situs suci Islam di Mekkah dan Madinah.

Perdebatan lisan, menjelang haji tahunan yang tahun ini dimulai pada hari Sabtu, menyusul berulan-bulan ketegangan antara Sunni-didominasi Arab Saudi dan saingan regional Syi'ah Iran.

"Karena perilaku menindas penguasa Saudi terhadap tamu Allah, dunia Islam harus secara fundamental mempertimbangkan kembali manajemen dari dua tempat suci dan isu haji," tulis Kamenei di websitenya.

Dia mengeluarkan kritikan paling pedas untuk respon Riyadh untuk insiden desak-desakan jamaah haji tahun lalu yang menewaskan 2.297, menurut angka yang disusun dari pejabat asing.

Iran mengatakan 464 orang yang mati berasal dari negaranya.

Kamenei mengklaim Saudi tidak mengadili mereka yang bersalah atas insiden desak-desakan di Mina pada musim Haji tahun lalu, menuduh mereka tidak menunjukkan penyesalan dan mengatakan Riyadh telah "menolak untuk mengizinkan komite pencari fakta internasional".

Sementara itu dari pihak Riyadh, setelah meninjau pasukan keamanan yang ditugaskan untuk melindungi haji, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Nayef kemudian mengatakan Senin bahwa kerajaan Saudi "tidak menghindari upaya untuk menyediakan layanan tingkat tinggi untuk keamanan, kenyamanan dan keamanan semua jamaah".

Untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade, Iran tidak akan berpartisipasi dalam haji tahun ini ke Mekah setelah pembicaraan atas logistik dan keamanan berantakan.

Riyadh mengatakan Teheran telah membuat tuntutan yang "tidak dapat diterima", termasuk hak untuk melakukan demonstrasi "yang akan menyebabkan kekacauan".

Pangeran Mohammed menegaskan kekhawatiran mereka.

Dia mengatakan bahwa Iran sedang membuat "upaya untuk mempolitisasi haji dan mengubahnya menjadi sebuah kesempatan untuk melanggar ajaran Islam, melalui meneriakkan slogan-slogan dan mengganggu keamanan jamaah".

Al-Sheikh mengatakan upaya tersebut akan gagal "karena semua Muslim percaya apa yang pemerintah (Saudi) lakukan" dalam memberikan pelayanan bagi jamaah haji dan dengan bekerja untuk meningkatkan fasilitas di tempat suci.

Arab Saudi mengatakan calon haji dari Iran masih disambut jika mereka bepergian dari negara lain.

Sumber dari Departemen Haji Saudi mengungkapkan kepada The New Arab bahwa ada sekitar empat ribu calon haji Iran yang telah Memasuki Arab Saudi dari Eropa, Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia dan bagian lain dunia, untuk mengambil bagian dalam ritual haji tahun ini meskipun penolakan pemerintah Syi'ah Iran menandatangani kesepakatan awal tahun ini.

Riyadh dan Teheran telah berselisih mengenai masalah regional, terutama konflik di Suriah dan Yaman di mana mereka mendukung sisi yang berlawanan.

Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pada bulan Januari setelah pengunjuk rasa menyerang dan membakar kedutaan dan konsulat mereka di Iran. (st/TNA)


latestnews

View Full Version