RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Negara-negara Teluk Arab pada hari Rabu (7/9/2016) mengatakan Iran mencoba untuk mempolitisasi haji setelah pemimpin tertinggi Syi'ah negara itu mengecam pemerintah Saudi atas manajemen mereka dari ibadah haji.
Pemimpin Dewan Kerjasama Teluk Arab yang beranggotakan enam negara mengatakan bahwa pernyataan Ayatola Ali Kamenei menuduh Riyadh "pembunuh" atas kematian hampir 2.300 jamaah pada musim haji tahun lalu "tidak pantas dan menyinggung".
Abdullatif al-Zayani mengatakan bahwa komentar itu "sebuah hasutan yang jelas dan upaya putus asa untuk mempolitisasi" haji.
Zayani mengatakan negara-negara Teluk Arab menyatakan "menolak kampanye media dan pernyataan beruntun yang tidak adil dari pemimpin senior Syi'ah Iran terhadap kerajaan Saudi".
Tuduhan seperti itu "benar-benar tidak sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang memuji kasih sayang, cinta dan persaudaraan," tambahnya.
Tahun ini untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade Iran tidak akan mengirim jemaahnya untuk ibadah haji tahunan di Arab Saudi menyusul gagalnya penandatanganan nota kesepahaman di bulan Mei lalu setelah Riyadh menolak memenuhi beberapa tuntutan "nyeleneh" Teheran termasuk salah satunya memperbolehkan jamaah mereka untuk berdemo.
Perdebatan lisan antara dua saingan regional - yang tidak memiliki hubungan diplomatik - telah intensif menjelang dimulainya ibadah haji pada hari Sabtu.
Dalam sebuah surat terbuka pedas diterbitkan pada hari Senin, Kamenei menuduh Saudi gagal melindungi jemaah haji dan mengompori negara-negara Muslim untuk melucuti hak Arab Saudi untuk mengelola haji.
"Keragu-raguan dan kegagalan untuk menyelamatkan orang-orang yang sekarat dan terluka ... juga jelas dan tak terbantahkan. Mereka membunuh mereka," tuduh sang pemimpin spiritual Syi'ah Iran tersebut.
Sementara itu mengomentari kecaman Ayatola Kamenei, ulama paling senior Arab Saudi, Mufti Abdulaziz al-Sheikh, menyebut bahwa (Syi'ah) Iran adalah "bukan Muslim".
"Kita harus memahami mereka ini bukan Muslim, mereka adalah anak-anak dari orang Majusi (penyembah api) dan permusuhan mereka terhadap Muslim adalah satu yang lama. Apalagi dengan orang dari (Ahlu) Sunnah". (st/f24)