SURIAH (voa-islam.com) - Oposisi Suriah telah mengatakan bahwa pasukan rezim teroris Suriah telah melakukan pelanggaran gencatan senjata yang ditengahi Rusia-AS sebanyak 130 kali selama tiga hari penuh pertama gencatan senjata, The New Arab melaporkan hari Sabtu (17/9/2016).
Informasi dari berbagai serangan tersebut telah dikumpulkan oleh para aktivis di daerah-daerah yang ditargetkan, yang tidak termasuk kawasan yang dikendalikan oleh kelompok Islamic State (IS), yang tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa pelanggaran telah sebagian besar dalam bentuk artileri rezim dan pemboman, yang sebagian besar menyasar pada daerah-daerah sipil.
Pada hari Kamis saja - hari ketiga penuh gencatan senjata - pernyataan mengatakan bahwa total 46 pelanggaran telah tercatat dilakukan di Aleppo, Hama, Idlib, Damaskus, dan Quneitra.
Tiga warga sipil telah tewas oleh pemboman rezim kota Khan Shaykhun di pedesaan selatan Idlib, oposisi mengatakan.
Gencatan senjata yang ditengahi Rusia-AS sendiri mulai berlaku pada Senin malam dan akan berlangsung selama 7 hari. Bagaimanapun banyak yang mengatakan itu hanya merupakan akal-akalam untuk memperkuat rezim teroris Assad yang di beberapa wilayah mengalami tekanan oleh mujahidin, di samping ketentuan-ketentuan perjanjian gencatan senjata itu lebih mendukung rezim teroris Bashar Al-Assad dibandingkan oposisi.(st/TNA)