DAVAO, FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memperingatkan bahwa serangan lain bisa menghantam wilayah selatan negara itu yang bermasalah saat mengunjungi korban ledakan awal bulan ini yang menewaskan 15 orang tewas.
The Philippine Star melaporkan Selasa (20/9/2016) bahwa selama kunjungannya ke Kota Davao - di mana ia menjabat sebagai walikota selama 22 tahun - Duterte menggarisbawahi ancaman generasi muda militan yang telah dipengaruhi oleh Islamic State (IS) di wilayah Pulau Mindanao.
"Akan ada ledakan lain, tidak di Davao tapi di daerah lain di Mindanao," katanya saat menghadiri upacara di mana bantuan keuangan diberikan kepada korban serangan 2 September yang diklaim oleh Abu Sayyaf.
"Mereka adalah orang-orang muda yang telah bersumpah setia kepada ISIS," tambahnya menyebut nama sebelumnya dari Islamic State.
"Itu adalah pertarungan besar berikutnya dari abad - terorisme dan peradaban," sang presiden menggarisbawahi, yang telah menyatakan keadaan tanpa hukum setelah serangan Davao yang juga menyebabkan 70 orang terluka.
"Mudah-mudahan kita akan mampu membangun hukum dan ketertiban yang sebenar-benarnya di negeri ini. Ada terlalu banyak gangster dan teroris, terlalu banyak pertempuran di sana-sini, "katanya.
Dia bertemu dengan setidaknya 48 korban pemboman dan keluarga mereka, menjanjikan mereka bantuan keuangan.
Awal pekan ini, Duterte mengatakan Abu Sayyaf, yang telah bersumpah setia kepada Islamic State yang menguasai petak besar di Irak dan Suriah, mengubah fokusnya dari kegiatan penculikan-untuk-uang tebusan untuk membangun "khilafah" di Mindanao yang sarat dengan konflik.
Pihak berwenang menduga serangan Davao dilakukan sebagai pembalasan untuk serangan habis-habisan militer terhadap kelompok itu di sebagian provinsi pulau Muslim Sulu dan Basilan. (st/wb)