SEMENANJUNG SINAI, MESIR (voa-islam.com) - Sumber-sumber pejabat di Mesir menegaskan bahwa strategi militer saat ini di Sinai Utara adalah 'kontra-produktif', The New Arab melaporkan hari Sabtu (24/9/2016).
Setelah dua tahun aksi militer yang meluas terhadap jihadis bersenjata di wilayah itu, telah terjadi jeda terbaru dalam pertempuran, namun sumber-sumber lokal di Arish telah mengkonfirmasi bahwa tentara belum mengontrol keadaan.
Satu sumber militer, yang berbicara pada kondisi anonimitas, mengatakan kepada The New Arab: "para warga telah mengungsi atau meninggalkan rumah mereka secara sukarela, karena serangan terus menerus sejak awal operasi militer di wilayah tersebut.
"Kekerasan ini telah menciptakan kekosongan kekuasaan besar yang tentara tidak bisa kontrol sekarang.
"Pemberontak bersenjata kini menguasai Sinai Utara melalui akses ke berbagai suku dan keluarga besar."
Pasukan Mesir telah berjuang melawan mujahidin di wilayah itu yang ingin mendirikan sebuah pemerintahan Islam otonom di wilayah tersebut.
Seorang juru bicara untuk Sinai24, sebuah outlet berita di Sinai, mengatakan kepada The New Arab: "Tentara mengontrol kota-kota tetapi milisi bergerak dengan sangat mudah.
"Setiap kali ada serangan dari tentara, selalu memprovokasi perasaan sakit hati pada orang-orang yang mengarah pada kekerasan lebih lanjut.
"Setiap eskalasi kekerasan di Sinai selalu kontra-produktif - dan ini telah berkembang sejak kampanye (militer) dimulai."
Sumber lain, yang juga berbicara secara anonim, mengatakan: "kenyataan di lapangan berbeda dengan apa yang sumber militer siarkan.
"Kelompok-kelompok bersenjata telah mendapatkan kontrol atas wilayah luas berpengaruh di kota Rafah dan Sheikh Zuwaid [terletak dekat perbatasan Israel] dan melakukan penyergapan secara berkelanjutan."
Sebelumnya Presiden Mesir, Abdel-Fattah al-Sisi, telah mengklaim pada sekutunya dari Zionis Israel bahwa pasukan gabungan Israel-Mesir yang "di atas angin atas situasi teror di Sinai", dalam pertemuan tertutup di New York pada Selasa.
Mesir di bawah pimpinan Al-Sisi bekerja sama erat dengan pasukan intelijen Israel untuk menekan mujahidin di daerah dekat perbatasan Israel. (st/TNA)