View Full Version
Kamis, 20 Oct 2016

Jenderal AS Perkirakan Merebut Kota Mosul dari Islamic State (IS) Butuh Waktu Lebih dari Setahun

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Berbeda dengan para pejabat militer Kurdi dan Syi'ah Irak yang sesumbar operasi pembersihan kota Mosul dari Islamic State (IS) hanya akan memakan waktu beberapa bulan, seorang jenderal senior AS justru memperkirakan itu akan berlangsung lebih lama hingga tahunan mengingat besarnya dan sulitnya kota tersebut untuk direbut.

Jenderal senior AS pada hari Rabu (19/10/2016) memperkirakan bahwa operasi untuk merebut kembali Mosul di Irak bisa bertahan lebih dari satu tahun dan menjadi petempuran yang berdarah.

"Operasi yang kami lakukan untuk Manbij, di Suriah utara, butuh waktu sekitar 71 hari untuk menyelesaikannya, dari awal sampai akhir," kata Komandan Komando Pusat AS Jenderal Joseph Votel dalam diskusi panel di Pusat untuk Kemajuan Amerika, sebuah think tank Washington, membandingkan Manbij dengan benteng-benteng IS lainnya Raqqa dan Mosul.

"Raqqa, ibukota dari Daesh, sekitar tiga kali ukuran Manbij dan Mosul adalah sekitar tiga kali ukuran Raqqa," Votel menambahkan menunjukkan bahwa Mosul adalah benteng Islamic State yang paling sulit untuk ditangkap.

Para pejabat Irak dan AS telah mengatakan serangan akan berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Votel mengatakan IS adalah "musuh adaptif" yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang berlangsung yang dapat menyebabkan "pertempuran sengit".

Menanggapi pertanyaan tentang laporan bahwa serangan untuk merebut kembali Raqqa di Suriah dan Mosul mungkin terjadi secara bersamaan, Votel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal spekulasi-spekulasi tersebut tetapi menggarisbawahi pentingnya "menerapkan tekanan simultan" pada kedua kota yang berada di bawah kontrol IS tersebut.

"Saya pikir apa yang telah kita lihat adalah ketika kita menerapkan tekanan pada kekuatan Daesh, mereka menyembur keluar, mereka mencoba untuk pergi ke lokasi lain, mereka memindahkan para pemimpin, mereka memindahkan sebagian besar pasukan mereka, mereka mencoba untuk memindahkan beberapa operasi mereka," klaim Votel.


latestnews

View Full Version