ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Para warga di distrik Timur Aleppo yang terkepung rezim teroris Assad dan sekutunya pada hari Ahad (13/11/2016) melaporkan menerima serangkaian pesan teks dari penyedia telekomunikasi negara Suriah meminta mereka untuk meninggalkan daerah itu dalam waktu 24 jam atau menghadapi "serangan strategis menggunakan senjata canggih/presisi tinggi".
Pesan tersebut, konon dikirim oleh penyedia telekomunikasi negara Suriah MTN menyerukan "orang bersenjata" untuk meninggalkan senjata mereka dan meninggalkan Timur Aleppo "jika mereka ingin tetap hidup" sementara juga menyerang dengan nada antagonis, mengklaim bahwa tokoh oposisi Suriah, di pengasingan, sedikit prihatin dengan nasib penduduk daerah tersebut.
"Kepemimpinan oposisi di hotel dan kastil dan tidak peduli tentang kehidupan warga Suriah miskin di Timur Aleppo," terbaca pesan teks, yang juga mengatakan bahwa para pejuang oposisi di distrik-distrik yang terkepung harus mengizinkan warga sipil meninggalkan daerah untuk memastikan keselamatan mereka.
Warga di Timur Aleppo khawatir bahwa pasukan pro-rezim akan untuk memulai serangan yang menentukan pada distrik yang dikuasai oposisi setelah kegagalan serangan mujahidin baru-baru ini untuk mematahkan pengepungan di wilayah itu, yang diperkirakan 275.000 orang saat ini tinggal.
Ratusan warga sipil telah tewas di Timur Aleppo sejak runtuhnya gencatan senjata "main-main" yang ditengahi AS-Rusia untuk Suriah pada bulan September menyusul pemboman udara intens dari pesawat-pesawat tempur Suriah dan Rusia.
Pemboman tersebut sedikit berkurang dalam beberapa pekan terakhir di tengah "jeda" kemanusiaan yang diusulkan Rusia yang telah meminta warga sipil Timur Aleppo untuk meninggalkan daerah itu melalui sejumlah koridor yang aman mengatur meninggalkan daerah.
Bagaimanapun, masyarakat menolak tawaran itu yang mereka dan oleh aktor-aktor internasional telah kecam sebagai sebuah inisiatif yang bertujuan meneruskan agenda militer rezim Suriah. (st/TNA)