DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Daulah Islam (IS) hari Sabtu (14/11/2015) menyatakan bertanggung jawab atas serangan di ibukota Prancis Paris pada hari Jum'at, di mana setidaknya 127 orang tewas dan 300 lainnya cedera, mengatakan bahwa target-target tersebut telah dipilih secara hati-hati.
IS merilis sebuah pernyataan yang menyatakan tanggung jawab atas serangan bom dan senjata dari Paris, mengatakan: "Delapan ikhwan mengenakan sabuk peledak dan membawa senapan serbu melakukan serangan yang diberkati pada ... Tentara Salib Prancis. Kami akan melakukan serangan lebih lanjut terhadap Prancis selama mereka melanjutkan kampanye Tentara Salib nya. "
"Sasaran serangan hari Jum'at, yang termasuk stadion olahraga nasional dan konser Bataclan, dipilih dengan hati-hati," katanya, menunjukkan "Prancis bersalah ketika menghantam Muslim di bumi khilafah."
IS juga telah merilis sebuah video tidak bertanggal, bersumpah untuk menyiapkan serangan terhadap Prancis jika terus serangan udara di lokasi mereka.
Prancis adalah anggota dari koalisi internasional anti-IS. Pesawat-pesawat tempur Prancis baru-baru ini melakukan serangkaian serangan udara di sebuah ladang minyak pusat pasokan IS di Suriah.
"Ini adalah tindakan perang yang dilakukan oleh sebuah organisasi teroris, Daesh, melawan Prancis", Presiden Prancis Francois Hollande menyalahkan IS, menggunakan singkatan Arab untuk Daulah Islam.
Setelah serangan mematikan di Paris, Hollande mengumumkan keadaan darurat di negara itu untuk pertama kalinya sejak puluhan tahun.
Sementara itu berbicara kepada ARA News di Paris, aktivis sosial Bassam al-Wafi mengatakan "ada kekhawatiran di kalangan pengungsi Suriah di Paris, terutama jumlah mereka mencapai delapan ribu pengungsi sekarang, sehingga pengenaan keadaan darurat di Perancis akan mencegah mereka untuk bergerak bebas." (an/ARA)