RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Koalisi pimpinan Saudi mengatakan pemberontak Syi'ah Houtsi melanggar gencatan senjata dua hari yang mulai berlaku pada hari Sabtu di Yaman yang dilanda perang, kantor berita Anadolu Agency melaporkan hari Ahad (20/11/2016).
Juru bicara koalisi Mayjen. Ahmed Asiri mengatakan kepada saluran Al-Jazeera yang berbasis di Doha bahwa 180 pelanggaran gencatan senjata telah terdaftar sejak gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 12.00 siang waktu Yaman pada hari Sabtu.
Juru bicara itu mengatakan pemberontak Syi'ah Houtsi telah menembakkan rudal ke selatan Arab Saudi pada hari Sabtu, tapi menolak untuk memberikan rincian tentang korban atau apakah rudal itu telah dicegat
Asiri, bagaimanapun, mengatakan koalisi yang dipimpin Saudi akan mematuhi dua hari gencatan senjata.
"Kami akan melawan setiap upaya Houtsi untuk mengubah situasi militer di lapangan," katanya.
Pada hari Sabtu, koalisi yang dipimpin Saudi mengatakan gencatan senjata bisa diperpanjang jika pemberontak Syi'ah Houtsi mematuhi dan mengizinkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dikuasai pemberontak.
Enam upaya untuk mencapai gencatan senjata di Yaman dilanda perang telah gagal, termasuk gencatan senjata tiga hari di bulan Oktober yang runtuh tak lama setelah itu berlaku.
Yaman dilanda kekacauan sejak akhir 2014, ketika pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran menguasai Sana'a modal dan bagian lain negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut.
Konflik meningkat pada bulan Maret tahun lalu ketika Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan kampanye udara besar yang ditujukan untuk membalikkan keuntungan militer Houtsi dan menopang pemerintah Yaman pimpinan presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi yang didukung Saudi.
Hampir 7.000 orang telah tewas dalam konflik Yaman - lebih dari setengah dari mereka warga sipil - sementara tiga juta lainnya diperkirakan telah mengungsi di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit. (st/aa)