KAIRO, MESIR (voa- islam.com) - Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir yang saat ini sangat dimusuhi pemerintah membantah mediasi oleh negara-negara regional untuk mencapai rekonsiliasi dengan rezim Presiden Abdel-Fattah al-Sisi.
Media setempat mengatakan upaya dilakukan oleh beberapa negara-negara regional untuk memperbaiki keretakan antara Ikhwanul Muslimin dan rezim Mesir.
"Kami menyangkal laporan bahwa Ikhwanul telah sepakat untuk terlibat dalam rekonsiliasi dengan rezim kudeta di Mesir di bawah sponsor regional," kata Ikhwan dalam sebuah pernyataan, Selasa (23/11/2016).
Kelompok Ini menekankan bahwa gerakan tersebut t idak pernah meminta dari pihak manapun untuk menengahi antara Ikhwanul dan rezim yang didukung militer.
Pekan lalu, Ikhwanul Muslimin menolak rekonsiliasi dengan Sisi, mantan panglima angkatan bersenjata yang memimpin militer untuk menggulingkan Muhamad Mursi, Presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas dan pemimpin Ikhwanul Muslimin, dalam kudeta 2013.
Kelompok Islam tertua Mesir, Ikhwanul Muslimin telah menjadi subyek dari tindakan keras oleh rezim Mesir sejak penggulingan Mursi.
Pihak berwenang Mesir menuduh Ikhwanul Mualimin menggunakan kekerasan dan telah menunjuk kelompok itu sebagai organisasi "teroris".
Sejak penggulingan Mursi, ribuan orang telah tewas akibat penanganan sangat brutal militer Mesir, selain itu belasan ribu anggota Ikhwanul Muslimin telah dilemparkan ke balik jeruji besi dengan ratusan termasuk para pemimpin tingkat atas telah divonis dengan hukuman mati.
Tidak hanya itu, pemerintah Mesir juga menyita seluruh aset milik orang, atau perusahaan atau LSM yang mereka tuduh terkait Ikhwanul Muslimin. (St/aa)