View Full Version
Rabu, 07 Dec 2016

Pengadilan Saudi Vonis Mati 15 Orang yang Bekerja Sebagai Mata-mata Syi'ah Iran

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sebuah pengadilan Saudi pada hari Selasa (6/12/2016) menjatuhkan hukuman mati terhadap 15 orang karena menjadi mata-mata untuk Negara Syi'ah Iran, media Saudi melaporkan.

Mereka termasuk di antara 32 orang yang didakwa atas tuduhan spionase, koran Alriyadh mengatakan di situsnya.

Dua orang dibebaskan sementara sisanya menerima hukuman penjara antara enam bulan dan 25 tahun.

Teheran cepat membantah tuduhan spionase tersebut dan mendesak Arab Saudi untuk tidak "berusaha untuk membawa tuduhan tak berdasar terhadap Iran dengan tujuan keuntungan politik dan ketegangan yang meningkat di kawasan itu."

Sebuah sumber mengatakan kepada AFP bahwa sebagian besar dari 15 warga Saudi yang divonis mati itu adalah penganut agama minoritas Syi'ah di kerajaan tersebut.

Tuduhan yang paling serius terhadap mereka adalah pengkhianatan tingkat tinggi, sementara beberapa terdakwa juga dikatakan melakukan pertemuan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatola Ali Kameney.

Jaksa juga menyatakan bahwa para terdakwa telah memberikan rahasia pertahanan dan mencoba untuk melakukan sabotase pembunuhan, merekrut penghianat di departemen-departemen pemerintah dan mengirim kode informasi, dan telah mendukung "kerusuhan" di distrik timur Qatif yang didominasi Syi'ah.

Para terdakwa ditangkap pada 2013 dan sidang dimulai pada bulan Februari. Semua terdakwa warga Saudi, kecuali satu orang warga Iran dan satu Afghanistan.

Mereka semua dalam tahanan. Ketegangan antara kedua negara meningkat pada bulan Januari, ketika kedutaan Saudi di Teheran dab konsulat Saudi di Mashad diserang para demonstran perusuh yang memprotes eksekusi pendeta Syi'ah terkemuka Saudi, Nimr al-Nimr.

Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah insiden tersebut.

Pada bulan Mei, Iran mengatakan jamaah asal negara itu tidak akan menghadiri ibadah Haji tahunan, menyalahkan Arab Saudi untuk "sabotase" dan kegagalan untuk menjamin keselamatan jamaah.

Bagaimanapun pihak berwenang Saudi mengatakan bahwa kegagalan itu sejatinya disebabkan karena pemerintah Syi'ah Iran, satu-satunya negara di dunia yang tidak mau menandatangani nota kesepahaman haji, menuntut hal-hal yang sangat tidak masuk akal termasuk diperbolehkannya jamaah mereka untuk melakukan demonstrasi selama pelaksanaan ibadah haji. (st/MEE) 


latestnews

View Full Version