ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Direbutnya kembali kontrol penuh Aleppo oleh pemerintah pada hari Kamis (22/12/2016) adalah "kerugian besar" untuk pemberontakan lima tahun terhadap Presiden Suriah Bashar Assad, kata seorang pejabat pejuang oposisi.
Militer rezim mengatakan pada hari Kamis bahwa Aleppo telah sepenuhnya direbut kembali setelah konvoi terakhir pejuang oposisi dan warga sipil meninggalkan bekas benteng pemberontak di timur kota.
"Pada tingkat politik, ini adalah kerugian besar," kata Yasser al-Youssef dari kelompok pejuang oposisi Nuruddin al-Zinki.
"Untuk revolusi, itu adalah masa kemunduran dan titik balik yang sulit.
"Revolusi saat ini sedang menghadapi kemunduran militer," kata Youssef kepada AFP.
"Intervensi dari Rusia dan Iran, direstuai di kancah internasional dengan kebisuan Arab dan Muslim, kerugian besar bagi kami," katanya mengacu pada dua sekutu paling kuat dari rezim Assad.
Sementara itu, Ahmed Qorra Ali, seorang pejabat kelompok pejuang oposisi Ahrar al-Sham, mengatakan: "Aleppo sekarang berada di bawah pendudukan Rusia dan Iran."
Sebelumnya pada Kamis Tentara Suriah mengatakan telah merebut kembali kontrol penuh dari Aleppo setelah para pejuang oposisi terakhir dievakuasi dari kota babak belur tersebut.
Militer mengklaim telah membawa "kembalinya keselamatan dan keamanan ke kota Aleppo", mengakhiri empat tahun perlawanan oposisi di kota Suriah utara itu.
"Kemenangan ini merupakan titik balik penting," kata pernyataan militer.
Merebut kembali Aleppo adalah keuntungan yang paling penting Assad sejauh ini dalam perang yang telah merenggut 400.000 nyawa. Tapi pertempuran belum berakhir dengan sebagian besar negara itu masih dikuasai oleh kelompok-kelompok pejuang oposisi dan faksi Islam.
Assad mengatakan merebut kembali Aleppo adalah kemenangan bersama dengan sekutu Rusia dan Iran-nya. Angkatan udara Rusia yang dilakukan ratusan serangan yang menghancurkan bagian yang dikuasai oposisi di Aleppo. Milisi Syi'ah asing bayaran Iran, yang dipimpin oleh kelompok Syi'ah Hizbullata Libanon, menuangkan ribuan petempurnya ke kota itu.
Kelompok terakhir dari pejuang dan keluarga mereka yang tinggal di sebuah kantong kecil di timur Aleppo dievakuasi di bawah kesepakatan yang memberi tentara dan sekutu-sekutunya kontrol penuh atas kota itu, klaim televisi negara Suriah.
Setidaknya 34.000 orang, baik warga sipil dan pejuang, telah dievakuasi dari Aleppo timur dalam operasi selama sepekan yang dihambat oleh milisi Syi'ah kaki tangan Iran dan cuaca musim dingin yang parah.
Menurut PBB, ada ribuan lagi yang tetap tertinggal di belakang.
"Proses evakuasi tersebut adalah trauma, dengan kekacauan, dan orang-orang yang rentan menunggu berjam-jam dan tak terlindungi dari suhu di bawah nol," kata juru bicara U.N. Farhan Haq wartawan di New York.
warga sipil yang tersisa harus diizinkan untuk pergi dengan aman jika mereka memilih untuk melakukannya, katanya.(st/AFP)