TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Seorang wartawan investigasi Israel telah menawarkan bukti bahwa seorang ahli drone Tunisia yang bekerja untuk gerakan perlawanan Palestina Hamas dibunuh oleh Mossad.
Setelah penyelidikan panjang, Alon Ben David dari Channel 10 TV menerbitkan sebuah artikel di harian Maariv pada hari Senin (26/12/2016) di mana dia memberikan bukti bahwa Mohamed Zaouari telah diberi umpan oleh seorang mata-mata Israel yang menyamar sebagai wartawan.
"Umpan itu adalah seorang agen Mossad yang melakukan serangkaian wawancara dengan dia," kata David dalam laporannya.
"Ketika dia terbukti kredibel, sang agen memintanya untuk apa yang katanya wawancara akhir," tambahnya.
David mencatat bahwa bukan reporter dua agen Mossad dari Unit kidon muncul untuk pertemuan tersebut.
"Pada saat itu mereka telah melikuidasinya, sang umpan telah meninggalkan Tunisia," tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa prosedur yang digunakan untuk membunuh Zaouari tidak biasa untuk Mossad yang menggunakan wawancara sebagai umpan untuk melaksanakan pembunuhan.
Zaouari, 49 tahun warga negara Tunisia, ditembak 20 kali di luar rumahnya di kota pelabuhan negara itu, Sfax, pada tanggal 15 Desember.
Pekan lalu, lebih dari 200 warga Tunisia turun ke jalan-jalan ibukota, Tunis, untuk memprotes pembunuhan Israel terhadap sang insinyur.
Memegang bendera Tunisia dan Palestina, demonstran berjalan sebuah jalan raya utama di Tunis pada 20 Desember meneriakkan "Dengan jiwa kami, dengan darah kami, kami akan membalas Anda Palestina."
Brigade Izzuddin Al-Qassam Hamas mengatakan Zaouari dibunuh oleh "pengkhianatan Zionis," menambahkan bahwa korban telah bekerja untuk front perlawanan anti-Israel selama 10 tahun.
Kembali pada tahun 2012, Israel mengakui untuk pembunuhan Abu Jihad tahun 1988, wakil komandan di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam serangan di markas gerakan tersebut di Tunis. (St/ptv)