View Full Version
Selasa, 17 Jan 2017

Polisi Pelaku Pembunuhan Dubes Rusia Dimakamkan Tanpa Papan Nama

ANKARA,TURKI (voa-islam.com) - Seorang polisi Turki yang membunuh duta besar Rusia untuk Ankara Andrey Karlov pada bulan Desember dan kemudian ditembak mati oleh pasukan keamanan telah dimakamkan di sebuah makam tak bernama, media pemerintah mengatakan Senin (16/1/2017).

keluarga Mevlut Mert Altintas,  22 tahun, menolak untuk mengklaim jenazahnya dan dimakamkan di sebuah makam tak bernama pekan lalu di Ankara oleh tim forensik, kata Anadolu Agency.

Ketika Duta Besar Rusia untuk Ankara Andrei Karlov sedang memberikan pidato untuk meresmikan pameran foto lanskap Rusia, Altintas berdiri di belakang, jauh dari tamu lain, mendengarkan dengan penuh perhatian.

Altintas kemudian mencabut pistol dan menembakkan empat tembakan ke punggungnya dan lima lain ketika Karlov jatuh ke tanah.

Altintas yang berpakaian jas rapih kemudian mengangkat jari telunjuknya sambil berteriak "Allahu Akbar" dan "Jangan lupa Aleppo".

Tidak ada kelompok militan atau ekstremis yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Pemerintah mengatakan ia terkait dengan kelompok cendekiawan yang berbasis di AS Fethullah Gulen yang disalahkan untuk kudeta gagal 15 Juli tapi pernyataan ini belum didukung oleh Rusia.

Demi menghormati sang dubes, yang negaranya telah membantai ribuan warga sipil Sunni Suriah tak berdosa, Turki mengganti nama jalan di mana kedutaan Rusia terletak di Ankara menjadi Jalan Andrei Karlov dalam sebuah upacara pada 10 Januari.

Altintas, yang digambarkan sebagai anak "ceria" dan "menyenangkan" oleh gurunya, berasal dari kota tenang Soke di provinsi Aydin di Turki barat di mana dia bersekolah.

Ia melanjutkan belajar di sebuah sekolah khusus untuk pelatihan polisi dan kemudian bergabung dengan polisi anti huru-hara Ankara - Cevik Kuvvet di Turki - pada tahun 2014.

Menurut harian Hurriyet, ia telah memberikan perlindungan bagi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebanyak delapan kali sejak musim panas tahun lalu. (st/AFP)


latestnews

View Full Version