IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Angkatan Udara dari koalisi pimpinan AS menyerang Suriah barat laut Idlib Provinsi Rabu (18/1/2017), menargetkan pemimpin bekas kelompok afiliasi Al-Qaidah, Jabhat Fateh al-Sham (JFS).
Sebuah serangan udara koalisi menghantam konvoi JFS di Idlib, menargetkan salah satu pemimpin terkemuka kelompok tersebut.
Abu Ibrahim al-Tunisi, seorang jihadis asal Tunisia dan anggota terkemuka dari Jabhat Fateh al-Sham, gugur bersama empat pejuang JFS lainnya dalam serangan udara tersebut, sumber-sumber lokal mengatakan kepada ARA News.
"Serangan udara menghantam konvoi al-Tunisi di distrik Aqrabat di Idlib," kata seorang aktivis media lokal. "Pemimpin jihad dan empat pengawalnya tewas dalam operasi itu."
Ini bukan pertama kalinya bagi koalisi yang dipimpin AS untuk menargetkan anggota terkemuka dari kelompok JFS.
Pada 1 Januari, serangan udara koalisi menyebabkan gugurnya Abu Omar al-Turkistani, seorang komandan militer di Jabhat Fateh al-Sham. "Koalisi pimpinan AS menghantam konvoi al-Turkistani dalam sekitar kota Sarmada di Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki," kata aktivis media lokal Saeed al-Hamwi kepada ARA News pada saat itu.
Pada tanggal 12 Januari, serangan udara lain oleh koalisi pimpinan AS menewaskan Abu Ali al-Tunisi, seorang pejabat keamanan dalam kelompok JFS.
Anggota terkemuka lain dari kelompok tersebut yang telah dibunuh oleh serangan yang sama tahun lalu termasuk Abu Afghanistan al-Masri, seorang Mesir, Abu Faraj al-Masri, juga seorang Mesir, dan Abu Omar Saraqeb, seorang jihadis asal Suriah.
Jahbat Fateh al-Sham sebelumnya dikenal sebagai Jabhat Al-Nusrah. Pada bulan Juli 2016, kelompok ini mengumumkan bahwa mereka telah memisahkan diri dari Al-Qaidah dan mengganti nama mereka. Namun, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa para pejuang kelompok itu, yang belum pernah sekalipun mengancam untuk menargetkan AS dan sekutunya termasuk kepentingan-kepentingan mereka, tetap menjadi target yang sah untuk pesawat-pesawat tempur AS di Suriah meskipun keputusan Al-Nusrah untuk memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah dan mengubah namanya menjadi Jabhat Fatah Al-Sham.
Pada tanggal 12 November, Amerika Serikat mengubah penunjukan Jabhat Al-Nusrah sebagai Organisasi Teroris Asing, memasukkan Jabhat Fateh al-Sham (JFS) sebagai alias mereka. Analis keamanan mengatakan kepada ARA News bahwa Amerika Serikat telah memperluas kampanye anti-JFS sejak saat itu. (an/ARA)