AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump pada Jum'at (27/1/2017) menandatangani sebuah perintah eksekutif untuk menghentikan sementara pemukiman kembali pengungsi dan sangat memperketat pembatasan perjalanan dan imigrasi, khususnya dari tujuh negara mayoritas Muslim, menurut draft perintah tersebut.
Gedung Putih tidak segera merilis teks dari perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Trump di Pentagon pada hari Ju'mat sore, namun beberapa lembaga berita telah memperoleh draft tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Pada upacara di Pentagon untuk menyumpah James Mattis sebagai sekretaris pertahanan nya, Trump menandatangani sebuah dekrit yang berjudul: ". Perlindungan bangsa dari masuknya teroris asing ke Amerika Serikat"
Trump mengatakan ia mendirikan "langkah-langkah pemeriksaan baru" untuk menjaga "teroris Islam radikal" dari AS. "Kami tidak ingin mereka di sini," tambahnya.
Draft perintah yang bocor itu menunjukkan bahwa Trump akan memblokir semua pengungsi memasuki AS selama 120 hari dan menangguhkan penerimaan pengungsi dari Suriah tanpa batas.
Dia juga akan memblokir semua pemohon visa dari Suriah, Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman, yang akan dikenakan "pemeriksaan ekstrim" menurut draft.
"Kami ingin memastikan bahwa kami tidak membiarkan bagi negara kita ancaman luar biasa yang tentara kami perangi di luar negeri," kata Trump di Pentagon sebelum menandatangani perintah tersebut.
Prioritaskan warga Kristen
Dalam sambutan terpisah, Trump mengatakan kepada Christian Broadcasting Network bahwa orang Kristen Suriah akan diberikan prioritas ketika datang untuk mengajukan status pengungsi.
Kelompok kebebasan sipil telah mengecam tindakan itu, dengan alasan bahwa mereka menargetkan satu kelompok tertentu.
"Pemeriksaan ekstrim" hanya pelembutan bahasa untuk diskriminasi terhadap umat Islam. Mengidentifikasi negara-negara tertentu dengan mayoritas Muslim dan mengukir pengecualian bagi agama-agama minoritas berlalu dihadapan prinsip konstitusi yang melarang pemerintah baik dari mendukung atau (melakukan) diskriminasi terhadap agama tertentu," kata Anthony Romero, Direktur American Civil Liberties Union.
Senator Demokrat Dick Durbin dari Illinois mengatakan: "Menghadapi krisis kemanusiaan dari masa kita, Amerika Serikat tidak bisa mengembalikan anak-anak yang melarikan diri dari penganiayaan, genosida, dan teror. Selama Holocaust kami gagal memenuhi untuk tugas kita untuk kemanusiaan. Kita tidak bisa membiarkan rasa takut yang tak ada artinya untuk membawa kita ke bab penyesalan lain dalam sejarah kita. "
Trump menandatangani perintah eksekutif tersebut ketika dunia merayakan Hari Peringatan Holocaust Internasional.
Para pendukung Trump sendiri membela langkah-langkah tersebut, beralasan itu diperlukan untuk mencegah pendukung Al-Qaidah atau Islamic State (IS) menyusup masuk ke AS menyamar sebagai pengungsi. (st/TNA)