BAYDA, YAMAN (voa-islam.com) - Pasukan Amerika Serikat menembak mati seorang putri ulama terkemuka AS kelahiran Yaman As-Syahid (Insyallah) Syaikh Anwar Al-Awlaki dalam sebuah penyerbuan di provinsi Bayda yang melibatkan puluhan pesawat seperti helikopter Apache dan drone, para aktivis dan media-media melaporkan.
Nawar binti Al-Awlaki, putri Syaikh Anwar Al-Awlaki berusia 8 tahun, meninggal saat pasukan AS menyerbu desa Yakla di distrim Qifah provinsi Bayda hari Ahad (29/1/2017) dini hari, kata para aktivis.
Ini merupakan anak kedua Syaik Anwar Al-Awlaki yang gugur oleh serangan AS. Sebelumnya pada Oktober 2011 lalu, Abdulrahman Al-Awlaki, putra Syaik Al-Awlaki gugur bersama sepupunya dalam serangan udara AS di Yaman. Pembunuhannya hanya berselang 2 pekan setelah gugurnya Syaikh Anwar Al-Awlaki juga akibat serangan pesawat drone AS.
Pasukan AS dilaporkan telah melakukan serangkaian serangan darat dan udara terhadap desa yang dituduh sebagai sarang Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) tersebut, menewaskan total 30 orang, di antaranya 16 warga sipil terdiri dari wanita dan anak-anak.
Laporan mengatakan sisa dari mereka yang gugur selain warga sipil adalah anggota Al-Qaidah, termasuk tiga dari pemimpin kelompok tersebut.
"Operasi dimulai saat fajar ketika sebuah pesawat tanpa awak membom rumah [pemimpin Al-Qaidah] Abdulraoof al-Dhahab dan kemudian helikopter terbang dan menerjukan pasukan terjun payung di rumahnya dan membunuh semua orang di dalam," seorang penduduk lokal yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP.
Tiga tokoh suku terkemuka yang gugur dalam dalam serangan itu diidentifikasi sebagai dua bersaudara Abdulraouf ad-Dhahab dan Sultan ad-Dhahab dan Saif Alawai al-Jawfi, kata pejabat dan lainnya sumber.
Mereka dikenal karena hubungan mereka yang kuat dengan Al-Qaidah, kata sumber-sumber.
Ad-Dhahab bersaudara memiliki dua saudara Al-Qaidah lainnya, yang juga tewas di masa lalu oleh serangan drone.
Seorang pemimpin Al-Qaidah di kawasan itu, yang diidentifikasi sebagai orang asing Abu Barazan, juga gugur dalam serangan tersebut, kata pejabat itu.
Saluran televisi al-Mayadeen Libanon melaporkan bahwa seorang tentara AS juga tewas dalam bentrokan dengan mujahidin.
Dua tahun lalu, pasukan khusus AS juga melakukan operasi serupa di Provinsi Hadhramaut Yaman untuk menyelamatkan wartawan Amerika yang ditahan oleh Al-Qaidah. Namun, operasi itu gagal dan menyebabkan sang jurnalis mati.
Operasi militer ini adalah yang pertama yang dikaitkan dengan Amerika Serikat terhadap jihadis di Yaman sejak Trump menjabat pada 20 Januari.
Di bawah pendahulu Trump, Barack Obama, Amerika Serikat meningkatkan penggunaan serangan pesawat tak berawak terhadap tersangka jihadis di Yaman, serta negara-negara lainnya termasuk Afghanistan.
AS menganggap cabang Al-Qaidah yang berbasis di Yaman, Al-Qaidah di Semenanjung Arab, menjadi yang paling berbahaya.
Pada tanggal 14 Januari, Pentagon mengumumkan pembunuhan seorang agen senior Al-Qaidah di Bayda sepekan sebelumnya dalam serangan udara.
Provinsi Bayda sebagian besar dikendalikan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi, tapi Yakla dikuasai oleh suku-suku, dan memiliki setidaknya dua basis pelatihan untuk Al-Qaidah, kata sumber-sumber lokal.
Pasukan yang setia kepada Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi telah melakukan serangan terhadap mujahidin di selatan, tapi para jihadis tetap aktif di beberapa daerah. (st/dbs)