View Full Version
Selasa, 31 Jan 2017

Teroris Pelaku Penembakan di Masjid Quebec Seorang Nasionalis Penggemar Donald Trump

QUEBEC, KANADA (voa-islam.com) - Teroris pelaku penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec, Kanada yang menewaskan enam orang dan melukai 18 orang lainnya adalah seorang nasionalis Quebec penggemar Presiden AS Donald Trump dan dilaporkan telah menyatakan dukungan untuk politisi sayap kanan Prancis Marine Le Pen yang kerap menyuarakan anti-Islam.

Laporan di media sosial juga menyebutkan pelaku, Alxandre Bissonnette, membayangkan dirinya sebagai kesatria Salib di akun media sosialnya beberapa hari sebelum serangan terjadi.

Bissonnette, 27, berkewarganegaraan Prancis-Kanada adalah satu-satunya tersangka dalam kasus penembakan terhadap jemaah shalat Isya di sebuah masjid di Kota Quebec, Kanada, polisi mengatakan Senin (30/1/2017).

Ia belajar antropologi dan ilmu politik di Universitas Laval, yang hanya berjarak 3 kilometer dari masjid di mana serangan Ahad malam itu terjadi.

Sekitar 50 orang berada di masjid pada saat serangan itu.

Orang yang meninggal semua berdwikebangsaan Kanada: satu Maroko, dua Aljazair, satu Tunisia dan dua Guinea.

Lima orang masih dirawat di rumah sakit dan 13 telah dipulangkan, Canadian Broadcasting Corporation (CBC), melaporkan Senin.

Tersangka lain yang ditangkap setelah serangan itu telah dilepas dan sekarang dianggap saksi.

Saksi mata sebelumnya menyebut ada tiga pria bersenjata yang beraksi. Polisi kemudian menangkap dua orang dan pada akhirnya menetapkan Bissonette sebagai tersangka tunggal.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut tindakan tersangka sebagai “serangan teroris”. Pemimpin wilayah Quebec juga berkomentar senada. Publik Qeuebec telah mengibarkan bendera Kanada setengah tiang sebagai ekspresi duka cita.

Dari dokumen pengadilan diketahui bahwa Bissonnette dikenai enam tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan percobaan pembunuhan dengan senjata. Pemuda ini sempat dihadirkan di pengadilan secara singkat, di mana dia mengenakan seragam penjara warna putih dengan wajah tertunduk.

 

Gambar yang diunggah Alexandre Bissonnette di akun media sosialnya pada 27 Januari lalu.

Meski demikian, Jaksa mengatakan semua bukti itu belum siap. Dia dijadwalkan untuk tampil lagi di pengadilan pada 21 Februari 2017 mendatang.

”Tuduhan disampaikan sesuai dengan bukti yang ada,” kata Thomas Jacques, perwakilan dari kantor kejaksaan Kanada, saat ditanya mengapa Bissonnette tidak didakwa dengan pelanggaran yang berkaitan dengan terorisme, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/1/2017).

Quebec secara tradisional menarik imigran Muslim dari Afrika Utara.

Seperti Perancis, Quebec telah berjuang pada satu waktu untuk mendamaikan identitas sekuler dengan penduduk Muslim yang meningkat.

Juni lalu, kepala babi diletakkan di ambang pintu masjid yang sama.

"Kami tidak aman di sini," kata Mohammed Oudghiri, yang biasanya menghadiri shalat jamaah di masjid itu, tapi tidak pada hari Ahad.

Oudghiri mengatakan ia telah tinggal di Quebec selama 42 tahun, tapi sekarang "sangat khawatir" dan berpikir untuk pindah kembali ke Maroko.

Penembakan massal jarang terjadi di Kanada, yang memiliki undang-undang senjata ketat daripada Amerika Serikat, dan berita penembakan mengirimkan gelombang kejutan di seluruh masjid dan pusat komunitas di seluruh provinsi yang sebagian besar berbahasa Prancis tersebut.

"Ini hari yang menyedihkan bagi semua warga Quebec dan Kanada karena menyaksikan serangan teroris terjadi di Kota damai Quebec," kata Mohamed Yacoub, ketua pusat komunitas Islam di pinggiran kota Montreal.

Zebida Bendjeddou, yang meninggalkan masjid Kota Quebec lebih awal pada Ahad malam, mengatakan pusat telah menerima ancaman.

"Pada bulan Juni, mereka akan meletakkan kepala babi di depan masjid Tapi kami pikir:. '. Oh, itu peristiwa terisolasi' Kami tidak menganggapnya serius. Tapi malam ini, peristiwa-peristiwa terisolasi itu, mereka mengambil lingkup yang berbeda, "katanya.

Bendjeddou mengatakan ia tidak dikonfirmasi nama-nama mereka yang tewas, tetapi menambahkan: ".. Mereka orang-orang yang kita kenal, pasti orang-orang yang kita tahu sejak mereka masih anak-anak kecil". (st/dbs)


latestnews

View Full Version