ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Militer Turki telah membantah pernyataan Kremlin bahwa mereka keliru memberikan koordinat yang menyebabkan pesawat tempur Rusia membom sebuah bangunan di Suriah pada hari Kamis sehingga menewaskan tiga tentara Turki.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengklaim kepada wartawan bahwa pilot "dipandu oleh koordinat" dari "mitra Turki".
"Tidak seharusnya tentara Turki ada pada koordinat tersebut," katanya.
Tetapi militer Turki bersikeras pasukan telah di gedung itu selama 10 hari dan bahwa Rusia telah mengetahui posisi mereka pada Rabu.
Kedua negara, yang mendukung sisi berlawanan dalam perang sipil Suriah hampir enam tahun, bekerja sama untuk mendorong Islamic State (IS) dari benteng terakhir di provinsi Aleppo.
Pejuang oposisi yang didukung Turki telah mengepung al-Bab dari utara sejak Desember, sementara pasukan pemerintah yang didukung Rusia maju dari selatan.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menelpon rekannya presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk menyampaikan belasungkawa setelah serangan udara hari Kamis, yang juga melukai 11 tentara Turki.
Pada Jumat pagi, juru bicara Putin mengklaim kepada wartawan di Moskow bahwa penyebab kejadian itu "jelas".
"Sayangnya, ketika melakukan serangan terhadap teroris, militer kita dipandu oleh koordinat yang telah diserahkan oleh mitra Turki," klaim Peskov.
Turki Wakil Perdana Menteri, Numan Kurtulmus, sementara itu mengatakan serangan udara itu masih diselidiki.
"Menurut informasi awal yang kami terima, itu adalah total tidak disengaja," dia mengatakan seperti dikutip oleh kantor berita yang dikelola negara Anadolu. "Tapi bagaimana hal itu terjadi dan bagaimana koordinasi itu salah perhitungan akan diklarifikasi."
Militer Turki kemudian mengeluarkan pernyataan menentang pernyataan Peskov dan menekankan bahwa posisi tentara mereka telah dikomunikasikan beberapa hari sebelumnya kepada para petugas di pangkalan udara Rusia Hmeimim di di Suriah dan atase militer Rusia di Ankara.
Serangan udara terjadi sebagai pejuang oposisi bentrok dengan pasukan pro-pemerintah di dekat al-Bab untuk pertama kalinya sejak berada dalam jarak tembak satu sama lain.
Rusia telah turun tangan untuk mencegah pertempuran lebih lanjut di sebuah desa di barat daya dari kota itu lagi pada hari Jumat, menurut kantor berita Reuters.
Kedua belah pihak melihat al-Bab sebagai hadiah, dan tidak jelas apakah mereka berniat untuk bertempur untuk memperebutkan itu.
Para pejuang oposisi telah memasuki pinggiran barat kota, tapi sumber pro-pemerintah mengatakan kepada New York Times pada hari Rabu bahwa Rusia dan Turki telah sepakat bulan lalu bahwa pasukan pemerintah akan diberi "hadiah" untuk memasuki kota, memberikan mereka akses ke fasilitas air utama yang memasok air ke Aleppo. (st/bbc)