View Full Version
Ahad, 12 Feb 2017

Polisi Prancis Curi Selimut dan Kantong Tidur Para Pengungsi di Jalan-jalan Paris

PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Polisi Prancis mencuri selimut-selimut dan kantong-kantong tidur dari para pengungsi yang terpaksa tidur dalam kondisi membeku di Paris, kata sebuah laporan.

Menurut laporan eksklusif yang diterbitkan oleh The Independent, Sabtu (11/2/2017), polisi di ibukota Prancis juga menggunakan gas air mata pada para pengungsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dan "dengan keras" memaksa mereka keluar dari kota.

Beberapa keluarga Eritrea mengatakan bahwa polisi mengatakan kepada mereka untuk "keluar dari Prancis" sementara petugas mengambil selimut mereka dalam kondisi cuaca buruk, dengan suhu mencapai di bawah -7 derajat Celcius.

"Sementara kami berada di sana kita menyaksikan polisi mengambil barang-barang orang - beberapa di malam hari, beberapa di siang hari - itu sebuah fenomena yang sangat terlihat," kata wakil direktur Hak-hak Pengungsi Data Project, Natalie Stanton. Dia menambahkan pada malam yang sama bahwa pemerintah Prancis mengumumkan rencana untuk menampung semua orang yang tidur di jalanan.

Menurut laporan itu, sekitar dua pertiga dari para pengungsi yang diwawancarai mengatakan mereka terbangun di tengah malam oleh polisi dan dipaksa untuk pindah. Sekitar setengah dari mereka yang diwawancarai melaporkan kejadian tersebut sebagai kekerasan.

Seorang pria paruh baya mengatakan bahwa polisi telah menendangnya begitu keras sehingga membuatnya terpaksa untuk tinggal di rumah sakit selama 20 hari. Beberapa orang lain mengatakan bahwa polisi menggunakan gas air mata terhadap mereka ketika mereka tidak segera mematuhi. "Jika kita bertanya kepada mereka atau mengatakan kita tidak punya tempat untuk pergi, mereka mengeluarkan gas air mata," kata seorang pengungsi Afghanistan.

"Beberapa orang telah memiliki pengalaman mengerikan semacam itu selama perjalanan (mengungsi) mereka itu hanya masalah lain," kata Stanton, mencatat bahwa sebagian besar pengungsi "terkejut" dengan perlakuan yang mereka terima di Prancis. "Mereka berpikir mereka akan memiliki tempat yang aman untuk tidur," tambahnya.

Lebih dari 340 pengungsi dan orang-orang terlantar akibat perang di negara mereka - yang tinggal di jalan-jalan distrik La Chapelle Paris - diwawancarai untuk laporan tersebut. Sebagian besar berasal dari Afghanistan, sisanya dari negara-negara terutama Afrika. (st/ptv)


latestnews

View Full Version