GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, telah menunjuk anggota berpangkat tinggi dari sayap militer mereka sebagai pemimpin baru di Jalur Gaza.
Para pejabat Hamas mengatakan pada hari Senin (13/2/2017) bahwa Yahya Sinwar, seorang komandan senior Brigade Izzuddin Al-Qassam, terpilih sebagai kepala kantor politik gerakan itu di Gaza.
Dia akan menggantikan Ismail Haniyeh, yang menjabat sebagai perdana menteri dari pemerintah Hamas yang menguasai pantai Gaza pada Juni 2007. Banyak pengamat melihat Haniyeh sebagai orang yang paling mungkin menjadi penerus Khaled Meshaal, yang merupakan kepala biro politik Hamas dan tinggal di pengasingan di ibukota Qatar Doha.
Sementara Khalil al-Haya terpilih sebagai wakil Sinwar.
Sinwar, yang berusia pertengahan 50-an, adalah pendiri Brigade Izzuddin Al-Qassam. Sinwar, ditahan oleh Israel pada tahun 1988, dibebaskan pada Oktober 2011 di bawah perjanjian untuk menukar sekitar 1.000 tahanan Palestina dengan seorang tentara Zionis Israel, Gilad Schalit, yang pejuang Hamas telah tangkap dalam serangan lintas-perbatasan lima tahun sebelumnya.
Sinwar menolak segala bentuk rekonsiliasi dengan Israel.
Jalur Gaza telah berada di bawah pengepungan Israel sejak Juni 2007. Blokade tersebut telah menyebabkan penurunan standar hidup serta tingkat pengangguran dan kemiskinan tak henti-hentinya yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Israel telah meluncurkan beberapa perang pada kantong Palestina tersebut, yang terakhir yang dimulai pada awal Juli 2014. Agresi militer 50-hari, yang berakhir pada 26 Agustus 2014, menewaskan hampir 2.200 warga Palestina, termasuk 577 anak-anak. Lebih dari 11.100 orang lain - termasuk 3.374 anak-anak, 2.088 perempuan dan 410 orang tua - juga terluka dalam perang itu.
Militer Israel juga sering membom Jalur Gaza, dengan warga sipil menjadi target utama serangan tersebut. (st/ptv)
Ket: Ismail Haniyeh (kiri) dan Yahya Sinwar (kanan) dalam sebuah acara perayaan pertukaran ratusan tawanan Pelestina dengan Israel di Gaza pada 21 Oktober 2011.