ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Salah satu target dalam serangan gagal pasukan khusus AS pada bulan Januari di Yakla, Yaman, telah mendukung AS dan presiden sah negara itu, Abdu Rabbu Mansour yang didukung Saudi dan berperang melawan pemberontak Syi'ah Houtsi, menurut laporan AP, Kamis (16/2/2017).
Syaikh Abdel-Raouf al-Dhahab, seorang kepala suku Yaman, meninggal pada akhir Januari ketika pasukan AS melakukan penggerebegan yang menyebabkan seorang pasukan khusus Angkatan Laut Navy SEAL AS tewas dan enam tentara Amerika lainnya terluka. Dua puluh lima warga sipil, termasuk seorang gadis berusia delapan tahun, juga gugur oleh pasukan AS.
Komando Pusat AS mengatakan 14 pejuang Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) gugur, termasuk Abdel-Raouf dan saudaranya Sultan, yang dituduh sebagai "perencana operasional dan ahli senjata tingkat atas".
Namun, laporan AP mengatakan bahwa Abdel-Raouf tidak mendukung AQAP. Pada tahun 2013, ia muncul di televisi Yaman mengumumkan bahwa ia akan memaksa kelompok afiliasi Al-Qaidah itu pergi dari wilayahnya.
Para pemimpin suku lain mengatakan kepada AP bahwa Al-Qaidah tidak percaya kepada Abdel-Raouf karena ia menolak untuk bersumpah setia kepada kelompok itu dan memiliki hubungan dengan pemerintah Yaman, meski keluarga Dhahab memang memiliki hubungan dengan AQAP. Tiga saudara Abdel-Raouf berafiliasi dengan kelompok AQAP dan salah seorang kakaknya menikah Syaikh Anwar al-Awlaki, pemimpin AQAP Yaman-Amerika yang gugur oleh serangan pesawat tak berawak pada tahun 2011.
Serangan gagal itu menyoroti kesulitan dalam mengidentifikasi individu AQAP dan memahami jaringan dan aliansi antara milisi suku, pemerintah dan kelompok jihad di Yaman.
Laporan itu mengatakan bahwa segera sebelum serangan AS, Abdel-Raouf telah bertemu kepala militer Presiden Yaman Abdu Rabbu Mansour Hadi dan meminta $ 60.000 untuk membayar tentara dan pertempuran melawan pemberontak kaki tangan Iran, Syi'ah Houtsi. Fahd al-Oasi, seorang pembantu Abdel-Raouf, mengkonfirmasi pertemuan itu berlangsung dan mengatakan sang pemimpin suku itu pulang kembali ke Yakla beberapa hari sebelum penggerebekan.
Seorang juru bicara militer Yaman, Mayor Jenderal Mohsen Khasrouf, mengatakan kepada Al-Arabiya TV bahwa Abdel-Raouf sedang membantu pemerintah mendorong keluar pemberontak Syi'ah Houtsi di kota terdekat, Radaa.
Seorang pejabat pertahanan AS berpangkat tinggi mengatakan kepada AP bahwa serangan itu tidak berencana untuk menetralisir setiap orang tertentu dan bahwa motifnya adalah untuk merebut dokumen intelijen dari kelompok AQAP.
Penduduk Yakla, bagaimanapun, mengatakan bahwa Al-Qaidah tidak beroperasi di kota, melainkan di "pegunungan".
"Jika Anda ingin berburu Al-Qaidah, Anda dapat menemukan mereka di pegunungan sekitarnya tidak di desa kecil ini ... Informasi Amerika 'itu salah," kata Aziz Mabkhout, seorang kepala desa.
Yakla terletak di provinsi terpencil dan berbahaya Yaman, Al-Bayda dan kota tersebut telah digunakan oleh suku yang tergabung dalam Perlawanan Rakyat, koalisi longgar kelompok yang berjuang melawan pemberontak Syi'ah Houtsi yang mencaplok daerah yang luas negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut dan menendang keluar presiden negara pada tahun 2015. (st/MEE)