View Full Version
Kamis, 23 Feb 2017

Mantan Tahanan Guantanamo asal Inggris Lakukan Serangan Bom Jibaku di Kota Mosul Irak

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Seorang pembom jibaku dari Islamic State (IS) yang menargetkan pasukan Syi'ah Irak di luar Mosul, adalah seorang warga negara Inggris yang telah ditahan di Teluk Guantanamo, para anggota keluarganya mengatakan kepada surat kabar The Times, Rabu (22/2/2017).

Jihadis asal Inggris yang dilaporkan meledakkan bom, disebut di media Inggris sebagai Jamal al-Harits, ditahan di pangkalan militer Amerika Serikat di Guantanamo antara tahun 2002 hingga 2004.

Sebuah gambar yang dirilis oleh IS dan diterbitkan pada hari Senin oleh SITE Intelligence Group telah dikonfirmasi sebagai al-Harits oleh saudaranya Leon Jameson.

"Ini adalah dia, aku bisa tahu senyumnya. Jika benar maka saya telah kehilangan seorang saudara, satu lagi (anggota) keluarga lain pergi," kata Jameson kepada The Times.

Sementara itu, Channel 4 News Inggris mengutip seorang anggota keluarga yang tidak disebutkan namanya dan sumber anonim lain mengkonfirmasi bahwa Harits yang ada digambar tersebut.

Foto itu menunjukkan dirinya tersenyum, mengenakan pakaian kamuflase dan tampak duduk di dalam kendaraan dengan kabel dan pemicu sebagai latar belakang.

Pemerintah Inggris mengatakan tidak bisa memverifikasi laporan itu.

"Inggris telah memberi nasihat untuk beberapa waktu terhadap semua perjalanan ke Suriah, dan terhadap semua perjalanan ke sebagian besar Irak.

"Ketika semua layanan konsuler Inggris ditangguhkan di Suriah dan sangat terbatas di Irak, adalah sangat sulit untuk mengkonfirmasi keberadaan dan status warga negara Inggris di wilayah ini," kata sang juru bicara kepada AFP.

Harits, seorang mualaf asal Jamaika yang lahir dengan nama Ronald Fiddler, dipenjara di Afghanistan oleh pemerintahan Taliban karena disangka sebagai mata-mata karena memiliki pasport Inggris.

Setelah Taliban digulingkan ia ditangkap oleh tentara AS pada awal tahun 2002 dan dikirim ke Guantanamo, di mana ia mengalami pemukulan dan pelecehan martabat, menurut keterangan-nya.

Pada saat kembali ke Inggris pada tahun 2004 ia sempat diinterogasi oleh polisi namun dibebaskan tanpa dakwaan.

Harits melakukan perjalanan ke Turki dan menyeberang ke Suriah pada bulan April 2014, BBC melaporkan mengutip surat pendaftaran anggota Islamic State.

Tahun berikutnya, istrinya Shukee Begum melakukan perjalanan ke Suriah bersama dengan lima anak-anaknya dalam apa yang dia katakan adalah upaya untuk meyakinkan suaminya untuk meninggalkan IS.

Setelah bertemu kembali dengan Harits Begum tidak diizinkan untuk meninggalkan wilayah IS dan diselundupkan keluar, katanya kepada Channel 4. (st/TNA)


latestnews

View Full Version