View Full Version
Sabtu, 25 Feb 2017

Malaysia Ancam Keluarkan Surat Penangkapan Diplomat Korut yang Diduga Terkait Pembunuhan Jong Nam

KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Pemerintah Malaysia, pada hari Sabtu (25/2/2017) mengatakan mereka akan mngeluarkan surat perintah penangkapan bagi seorang diplomat Korea Utara untuk diperiksa atas pembunuhan Kim Jong-nam.

Surat penangkapan itu akan dikeluarkan jika diplomat Korut tersebut tidak secara sukerala bekerja sama dengan polisi.

Awal pekan ini, Malaysia mengatakan Hyon Kwang Song, 44 tahun, seorang sekretaris kedua di kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur, dicari untuk ditanyai atas kematian saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Waktu yang layak akan diberikan untuk diplomat itu untuk datang sebelum polisi mengambil tindakan lebih lanjut," kata Abdul Samah Mat, kepala polisi untuk negara bagian Selangor.

Samah mengatakan jika orang yang bersangkutan tidak bekerja sama, polisi akan mengeluarkan pemberitahuan berdasarkan hukum Malaysia, "memaksa" mereka untuk hadir di hadapan tim investigasi.

"Dan jika ia gagal muncul setelah diberikan pemberitahuan ini, maka kita akan pergi ke langkah berikutnya dengan mendapatkan surat perintah penangkapan dari pengadilan," katanya kepada wartawan.

Tidak jelas apakah pejabat kedutaan tersebut dapat ditahan sejak polisi mengumumkan hal itu mengingat ia memiliki kekebalan diplomatik.

Delapan warga Korea Utara dicari sehubungan dengan kasus tewasnya Kim Jong Nam, termasuk seorang diplomat. Satu orang telah ditahan oleh polisi Malaysia, empat diyakini telah melarikan diri ke Korea Utara, sementara dua masih di Malaysia.

""Polisi mencoba untuk menemukan delapan tersangka, selain tersangka warga Korut lainnya Ri Ji-u, yang keberadaanya tidak diketahui", Samah mengatakan pada hari Sabtu.

Kim Jong Nam dibunuh pada 13 Februari di bandara internasional Kuala Lumpur dengan agen saraf VX, bahan kimia yang diklasifikasikan oleh PBB sebagai senjata pemusnah massal, kata polisi Malaysia, Jumat.

Dua wanita - satu Indonesia dan satu Vietnam - juga telah ditahan. Polisi mengatakan pada hari Jum'at bahwa salah satu dari mereka telah menderita dari efek VX dan telah muntah-muntah.

Para pejabat kedutaan Indonesia bertemu dengan tersangka Siti Aisyah pada hari Sabtu dan mengatakan bahwa ia telah dibayar 400 ringgit Malaysia ($ 90,15) untuk berpartisipasi dalam apa yang ia percaya adalah sebuah aksi lelucon.

"Dia hanya mengatakan secara umum bahwa seseorang memintanya untuk melakukan kegiatan ini ... Dia bilang dia diberi sejenis minyak, seperti minyak bayi," kata Wakil Duta Besar Indonesia Andreano Erwin kepada wartawan setelah menemui Aishah, menambahkan bahwa belum ada dakwaan yang telah dibawa terhadap dirinya.

pejabat Vietnam juga bertemu dengan negara mereka yang menjadi tersangka tetapi menolak berkomentar.

Rekaman yang dirilis awal pekan ini oleh kantor penyiaran Jepang Fuji TV menunjukkan dua perempuan menyergap korban saat ia siap akan check-in pesawat ke wilayah China Makau.

Mereka terlihat meraih wajahnya dan kemudian dengan cepat berjalan pergi ke arah yang berbeda. Klip selanjutnya menunjukkan korban meminta bantuan medis ke petugas bandara.

Polisi Malaysia mengatakan kedua wanita tersebut telah berlatih penyergapan sebelum melaksanakannya dan telah diperintahkan untuk mencuci tangan mereka setelah itu.

Samah juga menegaskan bahwa pihak berwenang menggerebek sebuah apartemen di pinggiran kelas atas Kuala Lumpur awal pekan ini sehubungan dengan pembunuhan itu.

Para penyelidik masih mencari jejak bahan kimia di apartemen, ia menambahkan.

Pihak berwenang juga menyisir lokasi yang tersangka mungkin telah kunjungi untuk bahan kimia, kata Samah. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version