AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Putra legenda tinju Muhammad Ali, yang baru-baru ini ditahan oleh petugas imigrasi di bandara AS, mengatakan kepada Anadolu Agency hak-haknya akan terus dilanggar selama Donald Trump menjabat sebagai presiden.
Muhammad Ali Jr dan Khalilah Camacho Ali, yang merupakan mantan istri legenda tinju Muhammad Ali dan ibu dari Ali Junior, menggambarkan penderitaan mereka pada 7 Februari di konter imigrasi di dalam Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood.
Meskipun warga negara Amerika dan anak dari laki-laki yang dihormati di seluruh dunia, Ali Jr mengatakan dia dibuat merasa seperti orang luar di negeri sendiri.
"Saya seorang warga negara AS ... [tapi pada hari itu] aku merasa seperti seorang imigran," katanya.
Para petugas imigrasi pertama kali menanyakan namanya. "Kemudian mereka bertanya, 'Siapa yang memberimu nama itu?" Itu adalah bagaimana saya lahir, dengan nama itu. Ayah dan ibu saya yang menamai saya," katanya.
Meskipun mengatakan kepada para agen dia adalah anak dari Muhammad Ali, dia ditanya tentang agamanya.
"Saya mengatakan saya seorang Muslim. Dia [pejabat tersebut] mengatakan 'OK'," kata Ali Jr. "Saya kira mereka tidak percaya padaku sehingga mereka membawa saya ke ruangan lain dan ia bertanya lagi pertanyaan yang sama," katanya.
Ali Jr mengatakan dia menunggu di ruang tersebut selama sekitar dua jam sebelum ia diberitahu: "Anda bebas untuk pergi". Tidak ada permintaan maaf diucapkan oleh mereka.
Ia mengatakan ia merasa hak-haknya telah dilanggar. "Saya percaya itu akan terjadi lagi, mengetahui bahwa Donald trump adalah presiden," katanya.
Insiden itu menyebabkan dia begitu terguncang yang Ali Jr katakan mengalami emosi mirip dengan setelah ayahnya meninggal hanya beberapa bulan yang lalu pada Juni 2016.
"Ini membuat saya merasa seperti berada di pemakaman ayah saya, saya tidak tahu harus berpikir apa. Saya kehilangan kata-kata," katanya, tetapi menambahkan, jika ayahnya masih hidup dia akan mengatakan kepadanya: "Kamu adalah Muslim dan berbicaralah".
Ibunya juga dinterogasi
Khalilah Camacho Ali mengatakan kepada Anadolu Agency dia juga diinterogasi tentang agamanya oleh petugas imigrasi.
"Di mana kamu lahir ?," dia mengakatan saat ditanya. "Saya mengatakan di Chicago dan kemudian mereka mengatakan, 'Apa agamamu?' Saya mengatakan bahwa itu adalah semacam pertanyaan pribadi.
"Saya berkata, 'Saya Muslim'."
Camacho Ali mengatakan dia diinterogasi selama sekitar 45 menit, tetapi pada saat itu dia bilang dia tidak berpikir tentang larangan Muslim yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Bahkan, katanya, keluarganya telah melakukan perjalanan ke Prancis beberapa pekan sebelumnya dan tidak mengalami masalah apapun setelah kembali ke luar AS ..
Warga dari tujuh negara mayoritas Muslim dilarang memasuki AS menyusul perintah kontroversial presiden yang ditandatangani oleh Trump bulan lalu, yang memicu protes di seluruh dunia.
Camacho Ali mengatakan pihak berwenang harus mengambil tindakan terhadap penjahat, bukan orang yang tidak bersalah.
"Islam berarti kedamaian dan agama kami berarti kedamaian. Tidak ada agama [yang] mengajarkan kebencian atau membunuh seseorang," katanya. (st/aa)