TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Perdana Menteri Zionis Israel, Benjamin Netanyahu pada hari Ahad (5/3/2017) bersumpah untuk tidak membiarkan sebuah jalan di sebuah kota Palestina di Israel dinamai nama mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat, menjanjikan undang-undang baru jika diperlukan.
Kota Jatt baru-baru ini meresmikan jalan Yasser Arafat untuk menghormati mantan presiden Palestina yang dipandang sebagai pahlawan di antara warga Palestina dan banyak orang Palestinan Israel.
Jumlah warga Palestina Israel hampir 18 persen dari delapan juta penduduk negara itu.
Netanyahu menyebut masalah tersebut selama Facebook live. "Pada hari Jumat, saya berbicara dengan Menteri Deri, setelah mendengar ada sebuah jalan di Jatt dinamai Yasser Arafat. Saya pikir ini tidak dapat diterima. Ini tak terbayangkan untuk memiliki sebuah jalan dinamai musuh Israel di dalam Israel, dan jadi saya meminta Menteri Deri untuk mengurus ini selama pertemuan pemerintah hari ini, "kata Netanyahu, menurut Ynet.com. "Dia melakukannya. Saya mendapat informasi bahwa dewan daerah akan menghapus tanda tersebut.
"Saya ingin orang-orang Arab Israel untuk menjadi bagian dari kisah sukses Israel dan warga negara yang setia dari Negara Israel," kata Netanyahu seperti dikutip oleh Ynet.com. "Semua pintu terbuka untuk mereka, tapi pintu ini tidak dapat mencakup penamaan jalan musuh-musuh Israel atau pembunuh warga Israel."
walikota Jatt Mohammed Taher Wattab membela penamaan jalan untuk Arafat dalam komentar untuk radio militer Israel.
"Yasser Arafat menandatangani kesepakatan damai dengan Israel dan itu sungguh memalukan mengetahui bahwa perdana menteri perlu untuk membuang waktunya hanya untuk nama sebuah jalan di kota kecil seperti kita," katanya.
Jatt, yang terletak di Israel utara, memiliki populasi sekitar 11.000 jiwa.
"Kami akan bertindak sesuai dengan hukum, menurut nasihat hukum yang kami terima."
Kemudian pada Ahad dewan Jatt memutuskan untuk menghapus "semua papan petunjuk jalan yang kontroversial", termasuk papan petunjuk jalan Arafat, dan menggantinya dengan nama yang berbeda, menurut laporan di Channel 10 TV.
Berbicara pada awal rapat kabinet, Netanyahu mengatakan: "Kita tidak bisa membiarkan jalan di negara Israel akan dinamai Yasser Arafat dan Haji Amin al-Husseini dan lain-lain."
Arafat naik menjadi pemimpin gerakan Palestina setelah terciptanya Israel, memimpin perjuangan bersenjata melawan negara Zionis di mana ribuan orang tewas.
Puluhan tahun kemudian ia menolak cara kekerasan dan terkenal berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel saat itu Yitzhak Rabin di halaman Gedung Putih, meskipun perjanjian Oslo yang seharusnya membawa perdamaian tidak pernah terwujud.
Sementara Haji Amin Al-Husseini sendiri merupakan seorang nasionalis Palestina yang juga mufti besar Yerusalem pada tahun 1920 hingga 1930-an. Dia memegang pandangan anti-Yahudi yang kuat dan pernah bertemu dengan Hitler, pemimpin Nazi Jerman yang dituduh sebagai pembantai Yahudi. (st/MEE)