MOSUL, IRAK (voa-islam.com) - Pasukan Syi'ah Irak yang didukung AS telah mengklaim menangkap sepupu dari pemimpin tertinggi Islamic State (IS) Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi, saat bergerak maju dan merebut jembatan strategis Mosul al-Hurriya.
Jembatan tersebut, yang mengarah ke pusat kota tua di selatan Mosul yang dikuasai Islamic State, adalah yang kedua yang direbut oleh pasukan anti-IS sejak 19 Februari.
"Kami mengontrol ujung barat jembatan," kata seorang petugas media senior yang bertugas dengan Rapid Response, satuan elit kementerian dalam negeri yang sedang maju muka melalui distrik-distrik sepanjang sungai Tigris.
Sementara semua dari lima jembatan Mosul sebelumya telah hancur oleh serangan udara AS, menangkap dan perbaikan mereka bisa mempercepat operasi militer terhadap IS yang telah menguasai kota Irak utara itu sejak 2014.
Setelah lebih dari tiga bulan pertempuran, pasukan Irak telah berhasil menangkap sisi timur Mosul.
Pada hari Ahad (5/3/2017), juga dilaporkan bahwa sepupu dari pemimpin IS Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi telah ditangkap oleh pasukan keamanan Syi'ah Irak.
Video yang muncul di media sosial menunjukkan tentara Irak memamerkan seorang pria berjanggut melalui jalan-jalan ketika beberapa orang mengambil foto selfi dengan orang yang dilaporkan sebagai tokoh tingkat tinggi IS tersebut.
Tidak disebutkan siapa nama dari orang yang diklaim sebagai sepupu Syaikh Al-Baghdadi tersebut.
Penangkapan seorang individu yang diduga terkait erat dengan pemimpin IS itu menyusul pembunuhan terhadap tujuh komandan Islamic State dalam serangan udara pimpinan AS pada hari Jumat.
komandan senior lain juga ditangkap pada hari Sabtu.
Pasukan Irak sedang bergerak menuju pusat kota tua Mosul dari selatan dan barat daya.
Pertempuran untuk kota, yang telah berkecamuk selama lebih dari 100 hari, telah membuat lebih dari 200.000 orang mengungsi ketika pertempuran sengit jalanan ke jalan sengit terjadi antara pasukan pro-pemerintah Syi'ah Irak dan pejuang IS.
Badan-badan bantuan memperkirakan bahwa sekitar 750.000 orang tetap di kota, yang menjadi benteng utama terakhir IS di Irak. (st/TNA)