ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Jaringan cendekiawan Turki yang berbasis di AS, Fethullah Gulen, yang oleh para pejabat Turki dan jaksa dijuluki Organisasi Teroris Fethullahist (Feto), mempekerjakan mata-mata CIA untuk bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sekolah mereka di republik Asia Tengah Turki, menurut sebuah dakwaan terhadap para tersangka utama ke dalam upaya kudeta 15 Juli 2016.
Pada Rabu (8/3/2017), Pengadilan Kejahatan Berat Ankara ke-17 menyetujui dakwaan terhadap 221 tersangka, termasuk Gulen sendiri, yang dikatakan tokoh sentral di balik upaya untuk menggulingkan pemerintah musim panas lalu.
Surat dakwaan setebal 2.500-halaman menguraikan "upaya untuk menggulingkan tatanan konstitusional demokratis oleh anggota Feto dengan 35 pesawat, 37 helikopter, 246 kendaraan lapis baja dan sekitar 4.000 senjata ringan."
Jaringan itu "menyewa mata-mata Amerika CIA dengan paspor diplomatik [bekerja] sebagai guru bahasa Inggris di sekolah-sekolah di Republik Turki," kata surat dakwaan, menambahkan bahwa kelompok teroris "bekerja sama dengan negara-negara asing untuk mendapatkan dukungan mereka."
Menurut surat dakwaan, badan intelijen asing telah "menguasai dan menggunakan jaringan feto yang berbasis Pennsylvania yang beroperasi di 160 negara melawan Turki."
"Penggunaan nama kode dan mengubah nomor telepon setiap tiga bulan mengungkapkan bahwa organisasi teror tersebut berada di bawah satu payung atau lebih badan intelijen asing," kata surat dakwaan.
Dakwaan ini juga menyebut Graham Fuller - mantan wakil ketua Dewan Intelijen Nasional di CIA, dan mantan kepala kantor CIA di Turki - sebagai sponsor Gulen ketika ia mengajukan untuk izin tinggal di AS.
Gulen telah tinggal di pengasingan di Pennsylvania sejak tahun 1999.
Dakwaan itu juga mengatakan "sangat jelas" bahwa jaringan Gulen memiliki hubungan dengan lobi-lobi internasional di Eropa dan Amerika Serikat, mengatakan kelompok itu "memberi uang ke lobi yang berbasis di Brussels untuk kampanye anti-Turki" dan "membuat sumbangan dermawan" untuk kampanye pemilu AS dan mengirim beberapa senator AS untuk "perjalanan" ke Turki, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Organisasi ini juga "menyumbangkan uang untuk gereja-gereja AS, dan kampanye senat dan pemilihan presiden," tambahnya.
Sebuah pengadilan terhadap para terdakwa akan dimulai pada 22 Mei.
Jaringan Gulen secara luas diyakini telah mendalangi kudeta, yang menyebabkan setidaknya 249 orang tewas, sementara sekitar 2.200 terluka.
Pemerintah juga menuduh Gülenists berada di balik kampanye yang telah lama berjalan untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi di lembaga-lembaga Turki, khususnya militer, polisi dan pengadilan. (st/HD)