QATIF, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Seorang militan Syi'ah yang tengah diburu telah terluka parah selama operasi oleh pasukan keamanan Saudi di timur Arab Saudi, kementerian dalam negeri mengatakan hari Ahad (12/3/2017), dalam insiden kedua dari jenisnya sejak Jumat.
Penduduk mengatakan bahwa seorang pemuda 16 tahun mati dalam serangan pada Sabtu pagi yang menargetkan orang-orang yang diburu di Awamiya, sebuah kota bergolak di distrik Qatif, di mana minoritas Syi'ah hidup di negara itu.
Kementerian dalam negeri mengatakan pasukan keamanan ditembaki saat mengejar pria buronan yang bersembunyi di rumah-rumah yang ditinggalkan oleh penduduk untuk membuka jalan bagi proyek pembangunan yang ditujukan untuk merubah daerah tersebut.
"Pasukan Keamanan berada di bawah tembakan berat di lingkungan Musawara dari sumber yang tidak dikenal, yang memerlukan respon yang tepat," pernyataan itu, yang dikeluarkan oleh kantor berita negara SPA mengatakan.
"Akibatnya, Walid Talal Ali Al-Arayedh, yang diburu oleh otoritas keamanan, terluka dan dibawa ke rumah sakit di mana ia kemudian tewas."
Reuters melaporkan para penduduk yang dimintai keterangan dengan telepon mengklaim bahwa Al-Arayedh adalah seorang pejalan kaki di wilayah itu ketika ia ditembak dan dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, di mana ia tewas.
Namun, pemerintah Saudi bersikeras bahwa Al-Arayedh adalah buronan bersenjata yang menembaki pasukan keamanan dan ditembak dalam pertempuran setelahnya.
Aktivis memposting video dan rekaman audio dari tembakan otomatis berat dan gambar kendaraan penuh dengan peluru dari serangan, yang mereka katakan berlangsung selama sekitar tiga jam.
Pada hari Jumat, SPA melaporkan bahwa pasukan keamanan menewaskan Mustafa Ali Abdullah Al-Madad, yang diburu oleh pasukan keamanan untuk "sejumlah kejahatan teror terhadap warga dan petugas keamanan" di distrik Qatif.
Awamiya adalah kota kelahiran pendeta Syi'ah terkenal yang didukung Iran, Sheikh Nimr al-Nimr, yang eksekusi pada bulan Januari tahun lalu.
Qatif di Provinsi Timur telah menjadi titik fokus dari kerusuhan antara penganut Syi'ah Arab Saudi sejak protes pada awal tahun 2011 yang menyerukan diakhirinya klaim diskriminasi terhadap mereka dan pergantian monarki Muslim Sunni yang menguasai kerajaan. Arab Saudi membantah diskriminasi terhadap Syiah. (st/MeMo)