View Full Version
Rabu, 15 Mar 2017

PBB: Pasukan Pemerintah Suriah Sengaja Bom Sekolah dan Sumber Mata Air

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sebuah komisi PBB tentang perang Suriah mengatakan mereka yakin pasukan pemerintah pimpinan Bashar Al-Assad sengaja membom kompleks sekolah di pedesaan bagian utara negara itu pada bulan Oktober tahun lalu yang  menewaskan 21 anak-anak.

Komisi Independen Internasional PBB untuk Penyelidikan Suriah mengatakan militer Suriah adalah satu-satunya negara yang dikenal mengoperasikan jet yang diidentifikasi melakukan serangan itu.

Komisi mengatakan pada hari Selasa (14/3/2017) serangan terhadap kompleks sekolah desa Haas di provinsi Idlib yang dikuasai pejuang oposisi merupakan kejahatan perang. Serangan tersebut dilaporkan secara luas pada saat itu.

Laporan itu juga menyimpulkan bahwa pasukan pemerintah sengaja menargetkan infrastruktur pasokan air di ibukota Desember lalu, memutus pasokan air untuk 5,5 juta orang.

Komisi ini mengatakan, serangan itu tidak dibenarkan, dan merupakan kejahatan perang. Mereka tidak menemukan bukti bahwa pejuang oposisi telah meracuni pasokan air, sebagaimana rezim Suriah mengklaim pada saat itu.

Pejuang oposisi telah menguasai mata air lembah Wadi Barada, baratlaut Damaskus sejak 2012 dan menghadapi serangan besar oleh pasukan pemerintah Suriah dan milisi Syi'ah asing bayaran sekutu mereka, meskipun kesepakatan gencatan senjata. Pejuang oposisi akhirnya mundur pada akhir Januari.

Pemboman sumber mata air

Komisi tersebut, dipimpin oleh penyidik ​​Brasil Paulo Pinheiro, mengatakan tidak ada laporan dari orang yang menderita akibat pencemaran air pada atau sebelum 23 Desember, ketika angkatan udara Suriah menghantam sumber mata air al-Fija dengan setidaknya dua serangan udara.

"Sementara kehadiran pejuang kelompok bersenjata di (dalam) mata air merupakan target militer, kerusakan luas yang ditimbulkan untuk sumber air memiliki dampak buruk pada lebih dari lima juta warga sipil baik di daerah yang dikendalikan pemerintah dan oposisi yang tidak diberi akses reguler untuk minum air selama lebih dari satu bulan, "kata laporan komisi.

"Serangan itu sama saja dengan kejahatan perang karena menyerang objek yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup penduduk sipil, dan selanjutnya melanggar prinsip proporsionalitas dalam serangan."

Kesimpulan komisi PBB tersebut didasarkan pada wawancara dengan penduduk setempat dan citra satelit, serta informasi yang disedikan untuk umum. (st/TNA)


latestnews

View Full Version