View Full Version
Jum'at, 17 Mar 2017

AS Masukkan Seorang Wanita Asal Yordania dalam Daftar 'Teroris' Paling Diburu

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Biro Penyelidik Federal AS (FBI) menempatkan seorang wanita Yordania, yang dituduh membantu dalam serangan bom jibaku tahun 2001 di sebuah restoran Yerusalem, dalam daftar "Teroris Paling Diburu" mereka pada hari Selasa (14/3/2017).

Tuduhan terhadap Ahlam Ahmad al-Tamimi, sekarang berusia pertengahan 30-an, berawal dari sebuah serangan bom di sebuah restoran Sbarro yang menewaskan 15 orang, termasuk dua orang Amerika, dan melukai 122 lainnya pada 9 Agustus 2001.

Dalam tuntutan pidana yang kembali dibuka pada Selasa lalu, al-Tamimi dituduh bersekongkol menggunakan senjata pemusnah massal untuk menyerang warga AS di luar negeri yang mengakibatkan kematian."

Dia bisa menghadapi kemungkinan eksekusi mati atau penjara seumur hidup jika dia ditangkap, diadili dan dihukum di Amerika Serikat.

"Tuduhan yang dibuka kembali ini berfungsi sebagai pengingat bahwa ketika teroris menargetkan Amerika di mana saja di seluruh dunia, kami tidak akan pernah lupa dan kami akan terus memastikan bahwa mereka bertanggung jawab," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman AS.

Departemen Kehakiman meluncurkan tuduhan terhadap Tamimi, yang dipenjara di Israel selama delapan tahun dalam serangan yang menewaskan 15 orang, sebelum memperoleh pembebasan dalam pertukaran tawanan Israel dengan Hamas pada tahun 2011.

Setelah penangkapannya, Tamimi mengaku bersalah di pengadilan dan dijatuhi hukuman 16 tahun penjara di 2003.

Departemen itu mengatakan akan terus bekerja "dengan mitra asing untuk memenjarakan al-Tamimi," meskipun pengadilan Yordania telah memerintah menentang ekstradisi warga negara Yordania.

Dalam penolakannya terhadap permintaan Amerika, pemerintah Yordania mengutip putusan pengadilan negeri yang melarang ekstradisi warga Yordania di bawah konstitusi Kerajaan.

Konstitusi Jordan mengatakan dalam Pasal 21 (1) bahwa "pengungsi politik tidak akan diekstradisi karena keyakinan politik mereka atau pembelaan meeka terhadap kebebasan."

Meskipun bahwa AS memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jordan dari 1995, namun Jordan tidak menyetujuinya.

Tamimi saat ini menjadi pembawa acara TV di Yordania, di mana dia telah mewawancarai kelompok pejuang Hamas Palestina, dan telah mengatakan tentang keterlibatannya dalam pembunuhan warga Israel lain dan perlawanan Palestina melawan Israel. (st/asharq)


latestnews

View Full Version