BENGHZI, LIBYA (voa-islam.com) - Pasukan yang setia kepada jenderal pemberontak Khalifa Haftar menggali kuburan para pejuang Islam yang telah gugur dalam pertempuran melawan mereka di kota Benghazi Libya, memutilasi dan mengarak jenazah para jihadis berkeliling kota yang pernah menjadi benteng bagi koalisi jihadis Benghazi Syura Council (BSC), demi membalaskan dendam kepada mujahidin.
BSC adalah organisasi jihad dari beberapa faksi Islam yang pada bulan Desember menyatakan tidak memiliki hubungan baik dengan Al-Qaidah maupun Islamic State (IS).
Tentara Nasional Libya (LNA), di bawah pimpinan pensiunan Jenderal Khalifa Haftar yang mengklaim sebagai pasukan sah negara itu, merebut blok pemukiman terakhir yang diisi para pejuang BSC, setelah hampir tiga tahun pertempuran Sabtu (18/3/2017).
Para petempur LNA merayakan "kemenangan" tersebut dengan menggali kuburan para pejuang Islam, termasuk pemimpin senior mujahidin, Jalal Al-Makhzoum, sebelum memutilasinya dan memamerkan mereka dengan diarak berkeliling kota.
The New Arab telah melihat rekaman dari apa yang tampaknya merupakan tentara LNA mengikat jenazah mujahidin di depan kendaraan mereka dan dibawa berkendara berkeliling kota.
Penggalian dan mutilasi dengan jelas jenazah pemimpin senior jihadis Jamal Makhzoum telah dikutuk sebagai kejahatan perang keji oleh Komisi Nasional Libya untuk Hak Asasi Manusia (LNCHR).
Dalam sebuah video media sosial yang dibagikan secara luas, jenazah dari Makhzoum ditampilkan diikat ke depan mobil, ditendang dan kemudian diarak oleh Tentara Nasional Libya (LNA) pejuang. Dalam tindakan perayaan mereka juga menembak senjata mereka di udara.
LNA dituduh melakukan kejahatan perang oleh LNCHR, yang menggambarkan insiden itu sebagai "kejahatan keji dan mengerikan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan."
Pasal 15 dari Konvensi Jenewa pertama 1949 menyatakan pihak dalam konflik ketika berhadapan dengan mayat harus "mencegah mereka dirusak." LNCHR berpendapat itu adalah "pelanggaran mencolok dari aturan hukum dan hukum kemanusiaan internasional."
Dalam foto-foto lainnya, jenazah para jihadis yang gugur dapat terlihat dilemparkan dan ditumpuk di atas satu sama lain, tergeletak di tanah. pejuang LNA juga berpose dengan jenazah tersebut dan mengambil foto 'narsis'.
Benghazi Revolusioner Syura Council (BRSC) mengumumkan pekan ini bahwa Makhzoum, mantan pemimpin mereka, telah gugur di Ganfouda.
Juru bicara LNA Ahmed Mismari hari Sabtu mengatakan mereka telah menemukan sebuah kuburan massal dari para pejuang Islam, termasuk para komandan Ansar Al-Syariah dan jenazah Makhzoum. Mismari mengatakan Bulan Sabit Merah akan menemukan jenazah lainnya.
Banyak pengguna media sosial telah mengecam aksi dalam rekaman tersebut menyebutnya menjijikkan. Bagaimanapun tidak ada kecaman dari internasional terhadap pelecehan tersebut.
LNCHR menyerukan jaksa agung Benghazi dan DPR Libya untuk segera membuka penyelidikan.
Sementara itu, Partai Keadilan dan Pembangunan yang terkait Ikhwanul Muslimin menyesalkan insiden tersebut dan pada gilirannya meminta organisasi hak asasi manusia untuk menyelidiki. (st/lh,tna)