GUMUSHANE, TURKI (voa-islam.com) - Turki tidak mengesampingkan kemungkinan melakukan lagi intervensi militer di Suriah meskipun secara resmi mengumumkan penyelesaian serangan sebulan lamanya di negara Arab yang dilanda perang tersebut, mengklaim bahwa akhir dari operasi militer tidak berarti bahwa “ancaman” terhadap Ankara telah dieliminasi.
“Ketika kebutuhan muncul dan ancaman terjadi terhadap keamanan Turki, Turki tidak akan ragu untuk melakukan operasi lainnya untuk menghilangkan ancaman ini,” kata Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik pada hari Jum'at (31/3/2017), dua hari setelah Perdana Menteri Binali Yildirim mengumumkan akhir operasi militer besar Turki di tanah Suriah.
Pada bulan Agustus 2016, Turki memulai intervensi militer di Suriah utara, dengan sandi operasi Perisai Efrat, mengirim tank-tank dan pesawat tempur melintasi perbatasan. Ankara mengatakan bahwa kampanye militer itu bertujuan untuk mendorong Islamic State (IS) dari perbatasan Turki dengan Suriah dan menghentikan kemajuan pasukan Komunis Kurdi yang juga ingin menguasai wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki.
“Oleh karena itu, akhir Operasi Perisai Efrat tidak berarti ancaman terhadap Turki benar-benar berakhir,” Isik melanjutkan kepada wartawan di provinsi Laut Hitam timur Gumushane.
Menteri Turki itu juga mengklaim bahwa operasi telah membersihkan 2.000 kilometer persegi dari kehadiran IS, menambahkan bahwa ‘mimpi penggabungan kanton’ kelompok teroris Komunis Partai Pekerja Kutdistan (PKK) dan Partai Uni Demokrat (PYD) di Suriah utara telah hancur. Ankara telah memasukkan PKK, dan cabang mereka Suriah, PYD, sebagai organisasi teroris.
“Operasi itu berakhir, tapi apa yang perlu dilakukan akan terus dilakukan,” lanjut Isik mengatakan.
Namun, baik Yildirim atau Isik tidak menguraikan apakah pasukan Turki akan ditarik dari Suriah utara.
Sementara itu, Ibrahim Kalin, juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menggemakan komentar Isik, mengatakan Ankara tidak akan tetap “acuh tak acuh” untuk keamanan mereka dan akan terlibat dalam operasi militer yang sama selama ancaman bertahan.
“Kami terus memiliki langkah-langkah keamanan di daerah pada tingkat tertinggi. Turki akan melanjutkan perjuangan yang efektif melawan organisasi teroris di wilayah ini, di perbatasan dan daerah lain dalam kerangka kedua Piagam PBB Pasal 51 dan prioritas keamanan nasional kita,”tambah Kalin. (st/ptv)