View Full Version
Senin, 03 Apr 2017

Militer Mesir Klaim Bunuh Pendiri dan Pemimpin Puncak Islamic State Wilayat Sinai

SEMENANJUNG SINAI, MESIR (voa-islam.com) - Pasukan militer Mesir telah membunuh pendiri dan pemimpin puncak Islamic State (IS) cabang Mesir, Wilayat Sinai, dalam sebuah serangan udara.

“Menyusul hasil serangan udara pada 18 Maret ... dan setelah diselidiki aparat keamanan, terungkap bahwa Salem Salmy al-Hamadeen, alias Abu Anas al-Ansari, tewas,” kata juru bicara militer Mesir Tamer al-Refai dalam keterangan resmi, hari Ahad (2/4/2017), menambahkan bahwa pemimpin IS itu telah meninggal karena luka yang telah diderita dalam serangan udara tersebut.

Pejabat militer Mesir mengatakan, serangan itu juga menewaskan 17 pejuang “sangat berbahaya” dan melukai beberapa orang lainnya.

Kelompok IS cabang Mesir, yang sebelumnya dikenal sebagai Ansar Bayt Al-Maqdis, didirikan pada tahun 2011 dan pada pertengahan 2013 mereka memulai kampanye serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Mesir. Kelompok ini telah menewaskan ratusan tentara dan polisi, khususnya di Semenanjung Sinai, sejauh ini. Pada bulan November 2014, ia juga berjanji setia kepada Islamic State, yang terutama aktif di Suriah dan Irak, dan berganti nama dirinya sebagai Islamic State Wilayat Sinai.

Menurut Refai, Hamadeen adalah salah satu pendiri kelompok itu dan berada di antara pemimpin yang paling menonjol di Sinai Utara, memainkan peran aktif dalam mempersenjatai dan melatih pejuang di wilayah tersebut.

Pernyataan militer datang dua hari setelah kelompok Wilayat Sinai mengumumkan pembunuhan Hamadeen dalam buletin propaganda mingguan al-Nabaa, berkabung atas kematian pemimpin berusia 40 tahun itu dalam sebuah berita kematian, dan menggambarkan dia sebagai “tokoh kunci” dalam operasi mereka.

Militer Mesir melancarkan operasi keamanan besar-besaran terhadap posisi IS di Sinai pada bulan September 2015, menyusul serangan terkoordinasi jihadis pada beberapa pos-pos pemeriksaan militer yang merenggut nyawa 21 tentara pada bulan Juli tahun itu.

Semenanjung Sinai telah berada di bawah keadaan darurat sejak Oktober 2014, menyusul serangan mematikan jihadis yang menewaskan 33 tentara Mesir. Selama beberapa tahun terakhir, para jihadis telah melaksanakan kegiatan anti-pemerintah dan serangan fatal, mengambil keuntungan akibat dari gejolak di Mesir setelah presiden terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi, digulingkan oleh militer pada bulan Juli tahun 2013.

Kelompok Wilayat Sinai telah menyatakan bertanggung jawab atas sebagian besar serangan, terutama yang menargetkan tentara dan polisi. (st/ptv)


latestnews

View Full Version