AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat akan segera memperluas larangan kontroversial pada para penumpang pesawat udara membawa komputer ke dalam kabin dalam penerbangan ke AS, Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly mengatakan pada hari Rabu (5/4/2017).
Ancaman dari kelompok teror yang mencoba meledakkan sebuah pesawat dalam penerbangan adalah konstan, ia mengklaim kepada sidang Senat keamanan perbatasan, menunjukkan bahwa larangan saat ini tidak mungkin bergerak cukup jauh.
"Ini nyata, saya pikir itu semakin nyata," katanya tentang ancaman tersebut.
"Kami mungkin mengambil tindakan dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk memperluas jumlah dari bandara," tambahnya.
Bulan lalu, Washington melarang para penumpang pada penerbangan langsung ke Amerika Serikat yang berasal dari 10 bandara di delapan negara membawa laptop, tablet dan perangkat elektronik lainnya lebih besar dari ponsel ke kabin pesawat.
Bandara yang terkena dampak tersebut adalah Turki, Libanon, Yordania, Mesir, Tunisia dan Arab Saudi. Inggris mengikuti dengan larangan serupa.
Langkah tersebut, yang memaksa penumpang untuk menempatkan perangkat mereka ke dalam pemeriksaan bagasi, datang ketika para pejabat kontra-teror mengembangkan kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok ektrim merancang bom yang disamarkan sebagai baterai dalam perangkat-perangkat elektronik konsumen.
Asosiasi perusahaan maskapai di dunia telah mengecam larangan tersebut, menyebutnya sebagai sebuah "solusi jangka panjang untuk ancaman apapun" yang tidak dapat diterima yang pemerintah AS dan Inggris berusaha untuk kurangi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendesak AS dan Inggris untuk mencabut larangan tersebut.
Sebuah bom yang meledak melubangi badan pesawat sebuah maskapai penerbangan Somalia pada bulan Februari 2016, menewaskan satu orang, diyakini telah rakit ke dalam komputer laptop yang dibawa ke kabin penumpang.
"Bandara yang saya putuskan untuk larang ... adalah dari negara-negara mayoritas Muslim saya tidak melakukan itu karena agama Islam atau warna kulit mereka", klaim Kelly.
Puluhan sel-sel teroris membahas serangan semacam itu "pada hari tertentu," katanya.
"Jika kami tidak bisa mendapatkan kekuatan kita di seluruh ancaman saat ini, Anda dapat mengharapkan penyesuaian protokol tambahan dalam waktu dekat," tambahnya tentang pembatasan laptop tersebut. (st/TNA)