LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan Rusia terlibat dalam pertumpahan darah yang sedang berlangsung di Suriah, menyebut Moskow yang harus disalahkan untuk “setiap kematian warga sipil” dalam serangan kimia baru-baru ini di negara Arab yang dilanda perang tersebut.
Moskow bertanggung jawab “oleh proxy” untuk kematian warga sipil karena “pendukung prinsip” dari pemerintah Suriah, Fallon kepada Media Inggris.
Fallon lanjut mengatakan Rusia tidak berbuat cukup untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung sejak 2011.
“Seseorang yang menggunakan bom barel dan bahan kimia untuk membunuh rakyatnya sendiri tidak bisa menjadi pemimpin masa depan Suriah,” katanya tentang Presiden Bashar al-Assad.
Menteri pertahanan itu juga menyuarakan dukungannya untuk serangan rudal AS yang menghantam sebuah pangkalan udara di provinsi barat Homs di dini hari Jum'at.
Atas perintah pribadi Presiden Donald Trump, militer AS meluncurkan 59 rudal jelajah pada pangkalan udara al-Shayrat di Homs. Trump mengatakan serangan itu dalam menanggapi “serangan kimia baru-baru ini pemerintah Suriah di provinsi Idlib.”
“Dengan mengirimkan rudal Tomahawk untuk menyerang lapangan terbang, pesawat dan peralatan diyakini terlibat, AS telah mengirimkan sinyal yang kuat kepada rezim Suriah untuk berpikir dua kali sebelum menggunakan gas di masa depan,” kata Fallon.
Pernyataan itu datang saat Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson membatalkan perjalanan ke Rusia mengutip perubahan mendasar terhadap situasi di Suriah.
Kunjungan tersebut, atas undangan Moskow, akan menjadi yang pertama oleh seorang diplomat tingkat atas Inggris dalam lima tahun terakhir.
Laporan menunjukkan bahwa Johnson malah akan bekerja dengan rekannya MenlU Amerika, Rex Tillerson, pada rencana bersama untuk menuntut Moskow menarik dukungan militer bagi Damaskus. (st/ptv)