ANTALYA, TURKI (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoglu hari Kamis (13/4/2017) mengatakan Partai Uni Demokrat dan sayap bersenjatanya Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang berafiliasi dengan kelompok Komunis PKK, memaksa "hampir 500.000 orang Kurdi Suriah ke pengasingan karena tidak menjadi Marxis dan komunis."
Dengan konflik Suriah berlangsung selama lebih dari enam tahun hingga sekarang, kelompok teroris terlarang, PKK dan afiliasinya di Suriah PYD dan YPG terus mengontrol dan menindas masyarakat Kurdi.
Berbicara pada pertemuan kampanye di Selatan Turki Antalya, Menteri Cavusoglu mengatakan, "Afiliasi mereka [PKK] di Suriah [mengacu pada YPG] telah memaksa lebih dari 500.000 orang Kurdi Suriah untuk meninggalkan tanah air mereka karena tidak menjadi Marxis dan komunis."
Dia menepis klaim bahwa PKK bekerja untuk dan melindungi hak-hak Kurdi dan menarik perhatian penindasan dan tirani mereka.
Pada pertemuan di Antalya, yang dihadiri oleh kerumunan besar, Cavusoglu mempertanyakan posisi teroris PKK terhadap warga Kurdi.
"Anda [PKK] adalah kelompok teror Marxis, Leninis. Lebih tepatnya hak-hak dasar saudara Kurdi saya dan saudara telah Anda apa yang telah anda lindungi sampai hari ini? Anda yang memerintah mereka dengan tirani, meledakan bom di tengah-tengah Diyarbakır ... Anda [PKK] hanya yang tinggal di pegunungan melalui penyimpangan Anda sendiri, mengancam orang dengan senjata Anda."
Cavusoglu menunjukkan bahwa "hanya Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan teman-temannya melindungi hak-hak Kurdi."
Turki telah berulang kali memperingatkan terhadap tujuan YPG untuk membuat perubahan demografi di daerah Islamic State (IS) di utara Suriah yang mereka tangkap IS, sebuah seruan yang diabaikan oleh AS karena terus mendukung kelompok tersebut.
Selain itu, beberapa kelompok pemantau hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch dan Amnesty International, telah mengekspos pelanggaran hukum, wajib militer paksa oleh PYD dan menyebarkan anak-anak dan orang dewasa secara paksa ke garis depan.
Awal bulan lalu Xalid Eli, seorang pejabat dari organisasi politik Dewan Nasional Kurdi yang berbasis Suriah, menekankan bahwa tirani PKK telah melampaui rezim Assad, dan mengatakan bahwa politisi Kurdi non Komunis sedang diteror oleh kelompok teror tersebut.
Menyebut PKK sebagai "sebuah tongkat di tangan rezim," Eli melanjutkan:. "PKK tidak di pihak Kurdi. Bahkan Bashar Assad atau ayahnya tidak merugikan kita sebanyak PKK. Rezim Assad tidak bisa merubah demografi Rojava sebanyak yang PKK telah lakukan." (st/ds)