View Full Version
Senin, 17 Apr 2017

Tahanan Perempuan Palestina Terlama Akhirnya Dibebaskan dari Penjara Zionis Israel

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Perempuan Palestina yang menjadi tahanan terlama Zionis akhirnya dibebaskan dari penjara Israel pada hari Ahad (16/4/2017) setelah menjalani 15 tahun masa penahanan.

Lina al-Jarbouni, 43, disambut oleh teman-teman dan keluarganya di luar penjara Hasharon di pusat Israel. Puluhan warga desa dari kota kelahirannya Arraba di utara Israel juga berkumpul untuk merayakan pembebasannya, Ma'an News Agency melaporkan.

Al-Jarbouni, warga Palestina Israel, ditahan oleh pasukan Israel pada 18 April 2002 dan diinterogasi selama lebih dari 30 hari, selama itu dia mengaku telah disiksa.

Zionis Israel akhirnya mendakwanya dengan tuduhan berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam dan untuk membantu dan bersekongkol dengan para pejuang mereka, termasuk pelaku bom bunuh diri.

Dia membantah pembebasannya sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan 2011 untuk tentara Zionis Israel yang ditangkap dan ditawan kelompok Hamas selama 5 tahun, Gilad Shalit.

Berbicara kepada stasiun radio yang berbasis di Gaza Sawt al-Asra (Suara Tahanan), al-Jarbouni mengatakan bahwa kebahagiaan nya "bercampur dengan kesedihan" sementara ribuan warga Palestina lainnya tetap berada di penjara-penjara Zionis Israel.

Dia mendesak semua tahanan untuk mendukung aksi mogok makan massal yang direncanakan pada hari Senin 17 April ini untuk menandai Hari Tahanan Palestina.

Selama penahanan nya, al-Jarbouni melakukan mogok makan sebagai bagian dari protes massa terorganisir oleh para tahanan Palestina.

Akibatnya, ia sementara ditempatkan di sel isolasi.

Kelompok tahanan Palestina Samidoun mengatakan al-Jarbouni adalah "selalu di garis depan perjuangan" dan "tetap berkomitmen untuk membangun ketahanan dan saling solidaritas" antara tahanan perempuan lainnya.

Saat ini 7000 tahanan Palestina, termasuk setidaknya 300 anak-anak dan 61 wanita, ditahan di penjara-penjara dan fasilitas penahanan Israel.

Kebanyakan ditahan dengan alasan yang berkaitan dengan keamanan dan dianggap tahanan politik oleh warga Palestina.

Sejak pendudukan Zionis Israel pada tahun 1967 sekitar 700.000 warga Palestina telah dipenjara, sekitar 40 persen dari penduduk laki-laki, menurut kelompok hak asasi Addameer.

Dengan demikian, setiap keluarga di wilayah-wilayah pendudukan tahu seseorang yang telah ditangkap, dan tahanan dianggap pahlawan nasional karena mengorbankan diri untuk perjuangan Palestina. (st/TNA)


latestnews

View Full Version