View Full Version
Kamis, 20 Apr 2017

Laporan: Sentimen Anti Muslim Meningkat di Kota-kota Kanada

TORONTO, KANADA (voa-islam.com) - Seorang imam di Kanada mengatakan pada hari Rabu (19/4/2017) bahwa dia telah menerima ancaman kematian dan satu lagi yang menyerukan pembakaran sebuah masjid di dekat Toronto, Global News melaporkan.

Dan di ibukota Ottawa sebuah catatan "kebencian" ditemukan dimasukkan ke pintu Islamic Care Centre pada hari Rabu, pada hari yang sama terjadi kebakaran di sisi bangunan.

Imam Ibrahim Hindy mengatakan sebuah email mengancam hidupnya disertai dengan gambar pria yang digantung, demikian laporan surat kabar Globe and Mail.

Hindi adalah anggota dewan kelompok multi-agama sebuah sekolah di Mississauga, sebuah kota di luar Toronto.

Bulan lalu, sebuah pertemuan dewan menjadi fokus dari sebuah demonstrasi kekerasan menentang sebuah sekolah yang mengizinkan siswa Muslim untuk sholat pada hari Jumat. Halaman-halaman Al Quran dirobek dan dilemparkan di lantai oleh satu orang selama pertemuan tersebut.

Hindi telah berbicara untuk membela dewan sekolah tapi dia bilang dia tidak pernah mengira akan menjadi sasaran kebencian seperti itu.

"Saya tidak pernah membayangkan bahwa itu akan lepas landas dan orang-orang akan menyerang saya dengan perkataan pedas semacam itu," kata Hindi kepada Global News. "Orang-orang mulai menyerang saya secara online dan dari situ saya mendapat ancaman kematian di alamat email saya.

"Mereka juga ada di media sosial, orang-orang berbicara secara eksplisit tentang membakar masjid tempat saya bekerja."

Polisi telah meningkatkan patroli di sekitar area masjid, kata Hindy.

Setelah terjadi kekerasan pada rapat dewan sekolah bulan Maret, peraturan diberlakukan untuk melindungi staf dan siswa. Para audiens sekarang harus mengisi daftar masuk, memberikan identifikasi dan setuju untuk direkam dalam video, kata pejabat dewan sekolah.

Di Ottawa, polisi mengatakan seseorang membakar sampah yang ditumpuk di dekat pintu masuk ke Islamic Care Center. Tapi isi catatan yang tertancap di pintu tidak terungkap.

"Kami melihat ini sebagai kejahatan kebencian," Omar Mahfoudhi, direktur eksekutif pusat tersebut, mengatakan kepada suratkabar Ottawa Citizen. "Kami belum siap untuk membicarakan apa yang ada di catatan. Itu jelas kebencian. Ini disengaja. "

Minggu lalu, jendela-jendelanya dipecahkan di pusat tersebut dan juga di sebuah Masjid Ottawa.

Seorang pria berusia 27 tahun menyerahkan diri ke polisi setelah kejadian tersebut. (st/aa)


latestnews

View Full Version